Jumat, 09 April 2010

Untuk Masa Depan dan Untuk Hari Esok Yang Bahagia: Anatomi Tubuh Manus

Untuk Masa Depan dan Untuk Hari Esok Yang Bahagia: Anatomi Tubuh Manus

Anatomi Tubuh Manus

Anatomi Tubuh Manusia disusun kedalam beberapa bagian sistem tubuh, yaitu:

1. Sistem Kerangka

Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan, terdiri dari:

  • Tulang kepala: 8 buahkerangka-dada.jpg
  • Tulang kerangka dada: 25 buah
  • Tulang wajah: 14 buah
  • Tulang belakang dan pinggul: 26 buah
  • Tulang telinga dalam: 6 buah
  • Tulang lengan: 64 buah
  • Tulang lidah: 1 buah Tulang kaki: 62 buah

Fungsi kerangka antara lain:

  • menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
  • melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
  • tempat melekatnya otot-otot
  • untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
  • tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
  • memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah

Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka.

tl-bahu.jpg Gelang bahu terdiri atas tulang selangka yang melengkung berupa huruf S, dan tulang belikat yaitu sebuah tulang ceper berbentuk segi tiga.

Gelang bahu berhubungan dengan rangka batang badan hanya pada satu tempat saja. Ujung sebelah tengah tulang selangka dihubungkan dengan pinggir atas tulang dada oleh sendi dada-selangka. Ujung sebelah luar tulang selangka berhubungan dengan dengan sebuah taju tulang belikat (ujung bahu) dengan perantaraan sendi akromioklavikula.

Sendi lutut

sendi-lutut.jpg Ujung bawah tulang paha mempunyai dua buah benjol sendi yang bertopang pada bidang atas tulang kering. Dengan demikian terbentuklah sebuah sendi yang dinamakan sendi lutut. Pada dinding depan sendi lutut terdapat tempurung lutut.


2. Sistem Otot

otot-punggung.jpg Otot punggung sejati merupakan dua buah jurai yang amat rumit susunannya, terletak di sebelah belakang kanan dan kiri tulang belakang, mengisi ruang antara taju duri dan taju lintang. Otot-otot punggung sejati itu hampir sama sekali tertutup oleh otot-otot punggung sekunder yang sebenarnya termasuk otot-otot anggota gerak atas dan bawah. Kedua jurai otot tersebut dinamakan penegak batang badan dan amat penting artinya untuk sikap dan gerakan tulang belakang.

3. Sistem Peredaran darah

Jantung berbentuk runjung yang terbalik letaknya. Letak jantung dalam tubuh sedemikian rupa sehingga ujung runjung tersebut (ujung jantung) mengarah ke bawah, ke depan dan ke kiri. Basis jantung mengarah ke atas, ke belakang dan sedikit ke kanan. Pada basis jantung inilah berhimpun aorta, batang nadi paru-paru, batang pembuluh balik atas dan bawah beserta ke dua (atau empat pembuluh balik paru-paru).

jantung.jpg Bagian dalam jantung terdiri atas 4 ruang: serambi kiri, bilik kiri, serambi kanan dan bilik kanan. Serambi kiri dan bilik kiri satu sama lain berhubungan, demikian juga serambi kanan dan bilik kanan. Bagian kiri jantung dipisahkan dari bagian kanan oleh sekat rongga jantung.


4. Sistem pernapasan

Paru – paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa/alveoli). Gelembung-gelembung hawa terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya gelembung paru-paru kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kanan dan kiri).

Paru-paru terletak pada rongga dada. Pada rongga dada tengah terletak paru-paru sedangkan pada rongga dada depan terletak jantung.

paru-paru.jpg Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terbagi atas tiga belah paru (lobus) yaitu belah paru atas, belah paru tengah dan belah paru bawah. Paru-paru kiri terbagi atas dua belah paru yaitu belah paru atas dan belah paru bawah.


5. Sistem Indera

Alat Penglihatan

Alat penglihatan terdiri atas bola mata, saraf penglihatan, dan alat-alat tambahan mata.
Bola mata berbentuk bulat, hanya bidang depannya menyimpang dari bentuk bola sempurna karena selaput bening lebih menonjol ke depan. Ini terjadi karena bagian ini lebih melengkung dari pada bagian lain bola mata. Titik pusat bidang depan dan bidang belakang dinamakan kutub depan dan kutub belakang.
Garis penghubungnya adalah sumbu mata atau sumbu penglihat.

bola-mataBola mata dapat dibedakan dinding dan isinya. Dindingnya terdiri atas tiga lapis. Lapis luar adalah selaput keras, yang di depan beralih menjadi selaput bening. Lapis tengah dinamakan selaput koroid yang melapisi selaput keras dari dalam. Ke depan selaput koroid tidak mengikuti selaput bening. Di tempat peralihan selaput koroid dan selaput pelangi terdapat bentuk yang lebih tebal dan dikenal sebagai badan siliar. Di tengah selaput pelangi ada lubang yang disebut manik mata.

Alat Pendengaran

Alat pendengaran terdiri atas pendengar luar, pendengar tengah dan pendengar dalam. Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar. Daun telinga adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam liang telinga luar dibatasi oleh selaput gendangan terhadap rongga gendangan.

alat-pendengaranPendengar tengah terdiri atas rongga gendangan yang berhubungan dengan tekak melalui tabung pendengar Eustachius. Dalam rongga gendangan terdapat tulang-tulang pendengar, yaitu martil, landasan dan sanggurdi. Martil melekat pada selaput gendangan dan dengan sebuah sendi kecil juga berhubungan dengan landasan. Landasan mengadakan hubungan dengan sanggurdi melekat pada selaput yang menutup tingkap jorong pada dinding dalam rongga gendangan.

Kulit

Kulit terbagi atas kulit ari dan kulit jangat. Kulit ari terdiri atas beberapa lapis, yang teratas adalah lapis tanduk yang terdiri atas sel-sel gepeng, sedangkan lapis terdalam disebut lapis benih yang senantiasa membuat sel-sel epitel baru.

kulitKulit jangat berupa jaringan ikat yang mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf-saraf. Tonjolan kulit jangat berupa jari ke dalam kulit ari dikenal dengan papil kulit jangat. Di dalamnya terdapat kapiler darah dan limfe serta ujung-ujung saraf dengan badan-badan perasa.

6. Sistem Pencernaan

Rongga mulut
mulutRongga mulut mulai dari celah mulut dan berakhir di belakang pada lubang tekak. Oleh karena lengkung gigi, rongga mulut dibagi dua bagian yaitu beranda yang terletak di luar lengkung gigi dan rongga mulut yang terdapat di belakangnya. Beranda dibatasi ke luar oleh bibir dan pipi yang mengandung otot-otot mimik dan karena itu gerakannya amat luas.

Geligi
Geligi terdiri atas dua baris gigi tertutup. Setiap baris gigi merupakan suatu garis melengkung yang pada rahang atas agak lain bentuknya daripada rahang bawah. Gigi pada rahang atas dan pada rahang bawah letaknya sedemikian rupa sehingga penampang terbesar setiap gigi rahang atas tepat menempati sela antara dua buah gigi rahang bawah dan sebaliknya. Jadi sewaktu mengunyah setiap gigi bekerja sama dengan dua buah gigi yang berlawanan letaknya.

Lambung
lambungLambung adalah bagian saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantong, terletakdi bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan untuk sebagian tertutup oleh alat-alat yang letaknya berdekatan seperti hati, usus besar dan limpa. Lambung berhubungan dengan alat-alat itu dan juga dengan dinding belakang rongga perut dengan perantaraan dengan beberapa lipatan salut perut.

7. Sistem Urinaria

Ginjal
ginjalGinjal adalah suatu kelenjar berbentuk seperti kacang yang terletak pada dinding belakang rongga perut setinggi ruas-ruas tulang belakang sebelah atas, ginjal kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kanan. Sisi ginjal yang menghadap ke dalam berbentuk cekung. Di sini masuk nadi ginjal (dari aorta) ke dalam ginjal. Nadi ini bercabang-cabang dalam jaringan ginjal.

Kandung kemih
Kandung kemih merupakan tempat berkumpulnya semua air kemih yang terpancar dari saluran ginjal. Dinding kandung kemih yang terdiri atas jaringan otot polos dapat menyesuaikan diri terhadap banyaknya air kemih di dalam kandung kemih, karena dapat mengendor apabila diisi perlahan-lahan dengan air kemih.

8. Sistem Reproduksi

Alat reproduksi laki-laki
Alat-alat reproduksi laki-laki dibagi atas bagian pembuat mani dan bagian penyalur mani. Bagian pertama berupa kelenjar kelamin, yaitu buah zakar yang membentuk sel-sel mani. Buah zakar kanan dan kiri tergantung di dalam sebuah lipatan kulit yang berbentuk kantong dan terletak di bawah tulang kemaluan yang dinamakan kandung buah zakar (skrotum). Pada sisi belakang setiap buah zakar terdapat anak buah zakar yang tergolong sebagai jalan penyalur.

skrotumSel-sel mani keluar dari buah zakar dan masuk ke dalam anak buah zakar. Di sini sel-sel mani melalui suatu saluran halus yang berliku-liku dan di bagian bawah anak buah zakar beralih menjadi pipa mani, yang berjalan di depan tulang kemaluan ke atas, diiringi oleh nadi buah zakar dan anyaman pembuluh balik. Buah zakar, anak buah zakar dan tali mani diselubungi oleh beberapa kerudung dan juga selapis otot yang bernama otot pegantung yang dapat menarik buah zakar dan anak buah zakar ke atas.

Alat reproduksi perempuan

Alat-alat reproduksi perempuan terdiri atas indung telur, tabung rahim, rahim, liang senggama dan alat-alat kelamin luar. Indung telur berjumlah dua, terletak pada dinding sisi panggul kecil di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Masing-masing indung telur tergantung pada beberapa ikat dan lipatan salut perut. Indung telur adalah kelenjar kelamin perempuan yang menghasilkan sel-sel kelamin, yaitu sel-sel telur.

Sel-sel telur dalam indung telur diselubungi oleh oleh suatu selubung yang terdiri atas sel-sel,
keseluruhannya berupa bentuk yang dinamakan folikel atau gelembung Graaf. Pada perempuan yang telah masak kelamin, folikel yang berkembang merupakan tonjolan pada permukaan indung telur, yang menyerupai permukaan buah srikaya. Setelah folikel masak, maka akan pecah sambil melemparkan ke luar sel telurnya yang kini terapung dalam rongga perut (kejadian ini disebut ovulasi).

9. Sistem Syaraf

Otak
Sistem saraf pusat berkembang dari suatu struktur yang berbentuk bumbung. Pada bumbung tersebut dapat dilihat sebuah dasar, sebuah atap dan dua dinding sisi sebagai pembatas suatu terusan yang terletak di tengah. Dalam perkembangan selanjutnya pada beberapa tempat bumbung tadi menjadi tebal, sedangkan pada tempat-tempat lain dindingnya tetap tinggal seperti semula.

bilik-otakDi sebelah depan berkembang dua gelembung yang setangkup letaknya. Gelembung-gelembung ini kemudian menjadi kedua belahan otak besar. Di sebelah belakang terbentuk otak kecil, oleh karena itu atap bumbung di sini menjadi semakin tebal.

Sumsum Belakang
sumsum-belakangSumsum belakang menyerupai batang kelubi yang penampangnya jorong. Letaknya dalam terusan tulang belakang anatara rongga tengkorak dan daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah semakin kecil, kecuali pada dua tempat, yaitu di daerah leher dan di daerah pinggang. Di tempat-tempat ini sumsum belakang agak melebar.

10. Sistem Endokrin

Kelenjar Himofise
Kelenjar himofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid. Kelenjar himofise memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin karena hormon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi aktifitas kelenjar lainnya.

Kelenjar Tiroid
tiroidKelenjar tiroid terdiri atas 2 belah yang terletak di sebelah kanan batang tenggorok diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok di sebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding pangkal tenggorok.

Kamis, 08 April 2010

Sejarah Bima

Kabupaten Bima berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, ketika Sultan Abdul Kahir dinobatkan sebagai Sultan Bima I yang menjalankan Pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Bima yang diperingati setiap tahun. Bukti-bukti sejarah kepurbakalaan yang ditemukan di Kabupaten Bima seperti Wadu Pa’a, Wadu Nocu, Wadu Tunti (batu bertulis) di dusun Padende Kecamatan Donggo menunjukkan bahwa daerah ini sudah lama dihuni manusia. Dalam sejarah kebudayaan penduduk Indonesia terbagi atas bangsa Melayu Purba dan bangsa Melayu baru. Demikian pula halnya dengan penduduk yang mendiami Daerah Kabupaten Bima, mereka yang menyebut dirinya Dou Mbojo, Dou Donggo yang mendiami kawasan pesisir pantai. Disamping penduduk asli, juga terdapat penduduk pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan, Jawa, Madura, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

Kerajaan Bima dahulu terpecah –pecah dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing dipimpin oleh Ncuhi. Ada lima Ncuhi yang menguasai lima wilayah yaitu :
1. Ncuhi Dara, memegang kekuasaan wilayah Bima Tengah

2. Ncuhi Parewa, memegang kekuasaan wilayah Bima Selatan

3. Ncuhi Padolo, memegang kekuasaan wilayah Bima Barat

4. Ncuhi Banggapupa, memegang kekuasaan wilayah Bima Utara

5. Ncuhi Dorowani, memegang kekuasaan wilayah Bima Timur.


Kelima Ncuhi ini hidup berdampingan secara damai, saling hormat menghormati dan selalu mengadakan musyawarah mufakat bila ada sesuatu yang menyangkut Profil Kabupaten Bima tahun 2008 2 kepentingan bersama. Dari kelima Ncuhi tersebut, yang bertindak selaku pemimpin dari Ncuhi lainnya adalah Ncuhi Dara. Pada masa-masa berikutnya, para Ncuhi ini dipersatukan oleh seorang utusan yang berasal dari Jawa. Menurut legenda yang dipercaya secara turun temurun oleh masyarakat Bima. Cikal bakal Kerajaan Bima adalah Maharaja Pandu Dewata yang mempunyai 5 orang putra yaitu :

1. Darmawangsa

2. Sang Bima

3. Sang Arjuna

4. Sang Kula

5. Sang Dewa.


Salah seorang dari lima bersaudara ini yakni Sang Bima berlayar ke arah timur dan mendarat disebuah pulau kecil disebelah utara Kecamatan Sanggar yang bernama Satonda. Sang Bima inilah yang mempersatukan kelima Ncuhi dalam satu kerajaan yakni Kerajaan Bima, dan Sang Bima sebagai raja pertama bergelar Sangaji. Sejak saat itulah Bima menjadi sebuah kerajaan yang berdasarkan Hadat, dan saat itu pulalah Hadat Kerajaan Bima ditetapkan berlaku bagi seluruh rakyat tanpa kecuali. Hadat ini berlaku terus menerus dan mengalami perubahan pada masa pemerintahan raja Ma Wa’a Bilmana. Setelah menanamkan sendi-sendi dasar pemerintahan berdasarkan Hadat, Sang Bima meninggalkan Kerajaan Bima menuju timur, tahta kerajaan selanjutnya diserahkan kepada Ncuhi Dara hingga putra Sang Bima yang bernama Indra Zamrud sebagai pewaris tahta datang kembali ke Bima pada abad XIV/ XV.



Beberapa perubahan Pemerintahan yang semula berdasarkan Hadat ketika pemerintahan Raja Ma Wa’a Bilmana adalah :
- Istilah Tureli Nggampo diganti dengan istilah Raja Bicara.
- Tahta Kerajaan yang seharusnya diduduki oleh garis lurus keturunan raja sempat diduduki oleh yang bukan garis lurus keturunan raja.

Perubahan yang melanggar Hadat ini terjadi dengan diangkatnya adik kandung Raja Ma Wa’a Bilmana yaitu Manggampo Donggo yang menjabat Raja Bicara untuk menduduki tahta kerajaan. Pada saat pengukuhan Manggampo Donggo sebagai raja dilakukan dengan sumpah bahwa keturunannya tetap sebagai Raja sementara keturunan Raja Ma Wa’a Bilmana sebagai Raja Bicara. Kebijaksanaan ini dilakukan Raja Ma Wa’a Bilmana karena keadaan rakyat pada saat itu sangat memprihatinkan, kemiskinan merajalela, perampokan dimana-mana sehingga rakyat sangat menderita. Keadaan yang memprihatinkan ini hanya bisa di atasi oleh Raja Bicara. Akan tetapi karena berbagai kekacauan tersebut tidak mampu juga diatasi oleh Manggampo Donggo akhirnya tahta kerajaan kembali di ambil alih oleh Raja Ma Wa’a Bilmana. Kira-kira pada awal abad ke XVI Kerajaan Bima mendapat pengaruh Islam dengan raja pertamanya Sultan Abdul Kahir yang penobatannya tanggal 5 Juli tahun 1640 M. Pada masa ini susunan dan penyelenggaraan pemerintahan disesuaikan dengan tata pemerintahan Kerajaan Goa yang memberi pengaruh besar terhadap masuknya Agama Islam di Bima. Gelar Ncuhi diganti menjadi Galarang (Kepala Desa). Struktur Pemerintahan diganti berdasarkan Majelis Hadat yang terdiri atas unsur Hadat, unsur Sara dan Majelis Hukum yang mengemban tugas pelaksanaan hukum Islam. Dalam penyelenggaraan pemerintahan ini Sultan dibantu Oleh : 1. Majelis Tureli ( Dewan Menteri ) yang terdiri dari Tureli Bolo, Woha, Belo, Sakuru, Parado dan Tureli Donggo yang dipimpin oleh Tureli Nggampo/ Raja Bicara. 2. Majelis Hadat yang dikepalai oleh Kepala Hadat yang bergelar Bumi Lumah Rasa NaE dibantu oleh Bumi Lumah Bolo. Majelis Hadat ini beranggotakan 12 orang dan merupakan wakil rakyat yang menggantikan hak Ncuhi untuk mengangkat/ melantik atau memberhentikan Sultan. 3. Majelis Agama dikepalai oleh seorang Qadhi ( Imam Kerajaan ) yang beranggotakan 4 orang Khotib Pusat yang dibantu oleh 17 orang Lebe Na’E.

Seiring dengan perjalanan waktu, Kabupaten Bima juga mengalami perkembangan kearah yang lebih maju. Dengan adanya kewenangan otonomi yang luas dan bertanggungjawab yang diberikan oleh pemerintah pusat dalam bingkai otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang (UU) No. 22 tahun 1999 dan direvisi menjadi UU No. 33 tahun 2004, Kabuapten Bima telah memanfaatakan kewenangan itu dengan Profil Kabupaten Bima tahun 2008 3 terus menggali potensi-potensi daerah baik potensi sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mempercepat pertumbuhan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Untuk memenuhi tuntutan dan meningkatkan pelayanan pada masyarakat, Kabupaten Bima telah mengalami beberapa kali pemekaran wilayah mulai tingkat dusun, desa, kecamatan, dan bahkan dimekarkan menjadi Kota Bima pada tahun 2001. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk memenuhi semakin meningkatkan tuntutan untuk mendekatkan pelayanan pada masyarakat yang terus berkembang dari tahun ke tahun tetapi juga karena adanya daya dukung wilayah. Sejarah telah mencatat bahwa Kabuapten Bima sebelum otonomi daerah hanya terdiri dari 10 kecamatan, kemudian setelah otonomi daerah kecamatan sebagai pusat ibukota Kabupaten Bima dimekarkan menjadi Kota Bima, dan Kabupaten Bima memekarkan beberapa wilayah kecamatannya menjadi 14 kecamatan dan pada tahun 2006 dimekarkan lagi menjadi 18 kecamatan dengan pusat ibukota kabupaten Bima yang baru dipusatkan di Kecamatan Woha. (Bappeda Kab. Bima)



Hubungan Darah Bima-Bugis-Makassar

Arus modernisasi dan demokratisasi disegala bidang kehidupan telah mempengaruhi cara pandang dan cara berpikir seluruh element masyarakat. Hubungan keakrabatan antar etnis dan bahkan hubungan darah sekalipun terpisahkan oleh tembok modernisasi dan demokrasi hari ini. Hubungan keakrabatan dan kekeluargaan yang terjalin selama kurun waktu 1625 – 1819 (194 tahun) pun terputus hingga hari ini. Hubungan kekeluargaan antara dua kesultanan besar dikawasan Timur Indonesia yaitu Kesultanan Gowa dan Kesultanan Bima terjalin sampai pada turunan yang ke- VII. Hubungan ini merupakan perkawinan silang antara Putra Mahkota Kesultanan Bima dan Putri Mahkota Kesultanan Gowa terjalin sampai turunan ke- VI. Sedangkan yang ke- VII adalah pernikahan Putri Mahkota Kesultanan Bima dan Putra Mahkota Kesultanan Gowa. Berikut urutan pernikahan dari silsilah kedua kerajaan ini :

1. Sultan Abdul Kahir (Sultan Bima I) menikah dengan Daeng Sikontu, Putri Karaeng Kasuarang, yang merupakan adik iparnya Sultan Alauddin pada tahun 1625. dari pernikahan ini melahirkan Sultan Abil Khair (Sultan Bima ke-II)
2. Sultan Abil Khair (Sultan Bima ke- II) menikah dengan Karaeng Bonto Je'ne. Adalah adik kandung Sultan Hasanuddin, Gowa pada tanggal 13 April 1646. dari pernikahan ini melahirkan Sultan Nuruddin (Sultan Bima ke-III) pada tahun 1651.
3. Sultan Nuruddin (Sultan Bima ke-III) menikah dengan Daeng Ta Memang anaknya Raja Tallo pada tanggal 7 mei 1684. dari pernikahan tersebut melahirkan Sultan Jamaluddin (Sultan Bima ke-IV)
4. Sultan Jamaluddin (Sultan Bima ke IV) menikah dengan Fatimah Karaeng Tanatana yang merupakan putri Karaeng Bessei pada tanggal 8 Agustus 1693. dari pernikan tersebut melahirkan Sultan Hasanuddin (sultan Bima ke- V).
5. Sultan Hasanuddin (Sultan Bima ke- V) menikah dengan Karaeng Bissa Mpole anaknya Karaeng Parang Bone dengan Karaeng Bonto Mate'ne, pada tanggal 12 september 1704. dari pernikahan ini melahirkan Sultan Alaudin Muhammad Syah pada tahun 1707 (Sultan Bima ke- VI)
6. Sultan Alaudin Muhammad Syah (Sultan Bima ke- VI) menikah dengan Karaeng Tana Sanga Mamonca Raji putrinya sultan Gowa yaitu Sultan Sirajuddin pada tahun 1727. pernikahan ini melahirkan Kumala Bumi Pertiga dan Abdul Kadim yang kemudian diangkat menjadi Sultan Bima ke- VII pada tahun 1747. ketika itu beliau baru berumur 13 tahun. Kumala Bumi Pertiga putrinya Sultan Alauddin Muhammad Syah dengan Karaeng Tana Sanga Mamonca Raji ini kemudian menikah dengan Abdul Kudus Putra Sultan Gowa pada tahun 1747. dan dari pernikahan ini melahirkan Amas Madina Batara Gowa ke-II. Sementara Sultan Abdul Kadim yang lahir pada tahun 1729 dari pernikahan dari pernikahannya melahirkan Sultan Abdul Hamid (Sultan Bima ke- VIII). Sultan Abdul Hamid (La Hami) dilahirkan pada tahun 1762 kemudian diangkat menjadi sultan Bima tahun 1773.
7. Sultan Abdul Kadim (Sultan Bima ke- VII) dari pernikahannya (Istrinya tidak terlacak oleh dalam referensi sejarah yang kami baca- mohon Maaf) melahirkan Sultan Abdul Hamid pada tahun 1762 dan Sultan Abdul Hamid diangkat menjadi Sultan Bima ke- VIII pada tahun 1773.
8. Sultan Abdul Hamid (Sultan Bima ke- VIII) dari pernikahannya (Istrinya tidak terlacak oleh dalam referensi sejarah yang kami baca- Mohon Maaf) melahirkan Sultan Ismail pada tahun 1795. ketika sultan Abdul Hamid meninggal dunia pada tahun 1819, pada tahun ini juga Sultan Ismail diangkat menjadi Sultan Bima ke- IX
9. Sultan Ismail (Sultan Bima ke- IX) dari pernikahannya (Istrinya tidak terlacak oleh dalam referensi sejarah yang kami baca- Mohon Maaf) melahirkan sultan Abdullah pada tahun 1827
10. Sultan Abdullah (Sultan Bima ke- X) menikah dengan Sitti Saleha Bumi Pertiga, putrinya Tureli Belo. Dari pernikahan ini abdul Aziz dan Sultan Ibrahim.
11. Sultan Ibrahim (Sultan Bima ke- XI) dari pernikahannya melahirkan Sultan Salahuddin yang kemudian diangkat menjadi Sultan Bima ke- XII pada tahun 1888 dan memimpin kesultanan hingga tahun 1917.
12. Sultan Salahuddin (Sultan Bima ke- XII) sebagai Sultan Bima terakhir dari pernikahannya melahirkan Abdul Kahir II (Ama Ka'u Kahi) yang biasa dipanggil dengan Putra Kahi dan St Maryam Rahman (Ina Ka'u Mari). Putra Kahir ini kemudian Menikah dengan Putri dari Keturunan Raja Banten (Saudari Kandung Bapak Ekky Syachruddin) dan dari pernikahannya melahirkan Bapak Fery Zulkarnaen



Adalah sangat Ironi memang jika pada hari ini generasi baru dari kedua Kesultanan Besar ini kemudian tidak saling kenal satu sama lain. Bahkan pada zaman kerajaan, pertumbuhan dan perkembangan penduduk Gowa dan Bima merupakan Etnis yang tidak bisa dipisahkan dan bahkan masyarakat Gowa pada umumnya tidak bisa dipisahkan dengan Etnis Bima (Mbojo) sebagai salah satu Etnis terpenting dalam perkembangan kekuatan kerajaan Gowa. Dari catatan sejarah yang dapat dikumpulkan dan dianalisa, hubungan kekeluargaan antara kedua kesultanan tersebut berjalan sampai pada keturunan ke- IX dari masing-masing kesultanan, dan jika dihitung hal ini berjalan selama 194 tahun. Dari data yang berhasil dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa hubungan kesultanan Bima dan Gowa dengan pendekatan kekeluargaan (Darah) terjalin sampai pada tahun 1819. Analisa ini berawal dari pemikiran bahwa ada hubungan darah yang masih dekat antara Amas Madina Batara Gowa Ke- II anaknya Kumala Bumi Pertiga dengan Sultan Abdul Hamid (Sultan Bima ke- VIII). Karena keduanya masih merupakan saudara sepupu satu kali. Bahkan ada kemungkinan yang lebih lama lagi hubungan ini terjalin. Yaitu ketika Sultan Abdul Hamid meninggal pada tahun 1819 dan pada tahun itu juga langsung digantikan oleh putra mahkotanya yaitu Sultan Ismail sebagai sultan Bima ke- IX. Karena Sultan Ismail ini kalau dilihat keturunannya masih merupakan kemenakan langsungnya Amas Madina Batara Gowa Ke- II, jadi hubungan ini ternyata berjalan kurang lebih 194 tahun.

Pada beberapa catatan yang kami temukan, bahwa pernikahan Salah satu Keturunan Sultan Ibrahim (Sultan Bima ke- XI) masih terjadi dengan keturunan Sultan Gowa. Sebab pada tahun 1900 (pada kepemimpinan Sultan Ibrahim), terjadi acara melamar oleh Kesultanan Bima ke Kesultanan Gowa. Mahar pada lamaran tersebut adalah Tanah Manggarai. Sebab Manggarai dikuasai oleh kesultanan Bima sejak abad 17. Namun, pada catatan sejarah tersebut tidak tercatat secara jelas.
(dari berbagai sumber)

Senin, 05 April 2010

Pemanfaatan Vitamin C Dan E

Abstrak

Vitamin C dan vitamin E merupakan protektor (antioksidan) yang secara terus menerus akan bertindak sebagai scavanger terhadap radikal bebas yang terbentuk sehingga dimungkinkan tidak terjadi gangguan keutuhan dan fungsi sel. Vitamin C merupakan antioksidan non enzimatik yang mudah larut dalam air sehingga vitamin ini terdapat dicairan extra seluler sedangkan vitamin E sebagai antioksidan yang larut dalam lemak. Vitamin C mempunyai sifat polaritas yang tinggi karena banyak mengandung gugus hidroksil sehingga membuat vitamin ini akan mudah diubah tubuh. Oleh karena itu vitamin C dapat bereaksi dengan radikal bebas yang bersifat aqueous dan mampu menetralisir radikal bebas.
Radikal bebas yang menumpuk berdampak terjadinya stres. Stres merupakan respon suatu mahluk hidup terhadap rangsangan baik berupa fisik, kimia, psikis, psikosial, kultural dan sebagainya yang berasal dari luar maupun dalam organisme itu sendiri. Stres panas berdasarkan faktor penyebabnya termasuk klasifikasi stressor fisik-biologik dan dapat menyebabkan reaktif oxygen species (ROS) sejenis radikal bebas yang berperan penting terjadinya apoptosis (programmed cell death). Peningkatan stres akan menimbulkan stres oksidatif, yaitu keadaan dimana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya. Stres oksidatif dapat dicegah dan dikurangi dengan asupan antioksidan yang cukup dan optimal ke dalam tubuh

Kata kunci: vitamin C, vitamin E, stres, kualitas sperma

I. Pendahuluan

Jaringan testis pada mamalia termasuk ternak sangat sensitive terhadap terhadap cekaman panas. Menurut (Wibisono, 2001) cekaman panas pada testis dapat menyebabkan fragmentasi total bisa berakibat kerusakan jaringan testis yang menyebabkan kegagalan proses spermatogenesis, sedangkan fragmentasi parsial berpengaruh terhadap spermatozoa yang dihasilkan. Walaupun sel tubuh selalu dihadapkan pada radikal bebas baik dari hasil samping produksi metabolisme sel fagosit atau didapat dari luar, sampai batas tertentu sel masih dapat bertahan terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Hal ini disebabkan karena adanya protektor terhadap radikal bebas.
Stress dapat menyebabkan perubahan patologis pada tubuh ternak maupun manusia, salah satu diantaranya adalah gangguan reproduksi seperti infertilitas. Infertilitas pada keadaan stress dapat disebabkan oleh adanya hambatan motilitas sperma, meningkatnya kerusakan membran, adanya kelainan morfologi dan viabilitas spermatozoa (Lamirande dan Gagnon, 1997). Stress oksidatif merupakan keadaan dimana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya. Akibat intensitas proses oksidasi sel-sel tubuh normal menjadi semakin tinggi dan menimbulkan kerusakan yang lebih banyak.

II. Pembahasan

A. Vitamin C

1. Sifat Vitamin C
Vitamin C mempunyai sifat polaritas yang tinggi karena mempunyai banyak gugus hidroksil sehingga vitamin C mudah larut dalam air (Favier, 1995). Produk vitamin C banyak ditemukan baik alami yang terkandung dalam buah-buahan maupun sintesis misalnya E. Merck.

2. Peranan Vitamin C terhadap Kuantitas Spermatozoa
Vitamin C selain mampu mengurangi radikal bebas penyebab kanker, juga merupakan antioksidan yang baik. Vitamin C sangat esensial untuk pembentukan sperma. Kekurangan vitamin C pada manusia dapat menghambat dalam memperoleh keturunan. Perbaikan untuk hal ini memerlukan waktu satu bulan dengan meningkatkan konsumsi vitamin C sebanyak 500 miligram. Kualitas dan kuantitas sperma serta aktivitasnya dapat ditingkatkan dengan menambah konsumsi vitamin C (Jishage et al., 2005). Vitamin C tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh sehingga perlu disuplai dari luar tubuh untuk mempertahankan daya tahan tubuh.
Dalam suatu penelitian membuktikan pemberian vitamin C dosis tertentu selama 15 hari dapat meningkatkan jumlah spermatozoa pada Mus musculus yang dipapar gelombang ultrasonik. Paparan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 30 kHz daya 3.5 watt/cm2 selama 20 menit dan frekuenzi 60 kHz daya 0.5 watt/cm2 selama 15 menit dapat menyebabkan munculnya radikal bebas. Pemberian vitamin C sampai dosis 0.20 mg/gram berat badan/hari dapat mengurangi jumlah spermatozoa yang mengalami kerusakan akibat radikal bebas karena vitamin C mampu menetralisir radikal bebas (Wibisono, 2001). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dimungkinkan pemberian vitamin C dosis tertentu dapat mempertahankan atau memperbaiki kualitas spermatozoa akibat stressor panas. Gelombang ultrasonik memancarkan energi panas, semakin lama intensitas makin tinggi dan suhu testis lebih tinggi dari toleransi 5-6 oC dari suhu tubuh maka berdampak pada penurunan jumlah spermatozoa. Dengan demikian bperlu adanya penelitian tentang aplikasi vitamin C sebagai antioksidan terhadap ternak yang terkena cekaman stres.
Pada pemberian vitamin C dosis tinggi 0.40 mg/g berat badan/hari pada mencit terjadi penuruanan jumlah spermatozoa karena vitamin C merupakan bahan yang bersifat pro-oksidan. Radikal askorbat yang terbentuk setelah menetralkan radikal bebas akibat paparan gelombang ultrasonik, setelah mengalami transfer elktron, akan terbentuk askorbat dianion. Selanjutnya setelah mengalami auto-oksidasi, askorbat dianion tersebut akan menjadi radikal askorbat dan radikal anion superoksid.

Reaksi kimianya sebagai berikut : Asc2- + O2 Asc0- + O20-

Dari reaksi tersebut menunjukkan bahwa vitamin C menghasilkan anion superoksid meskipun jumlahnya sangat rendah. Pemberian dosis vitamin C 0.40 mg/g berat badan/hari pada mencit terjadi penurunan jumlah spermatozoa dimungkinkan lebih banyak dihasilkan radikal anion superoksid karena vitamin C bisa bersifat pro-oksidan.
Menurut (Suastika, 2007), salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya komplikasi vaskuler pada jaringan tertentu adalah meningkatnya stres oksidatif (radikal bebas). Hal ini terjadi karena beberapa mekanisme seperti kegagalan dalam ekspresi enzim SOD (superoxide dismutase), penurunan kapasitas antioksidan, meningkatnya glikosilasi protein dan lain-lain. Pemakaian vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan dalam dosis yang sesuai cukup membantu. Vitamin yang dapat digunakan sebagai antioksidan misalnya vitamin C dan E. Kombinasi vitamin E dosis besar dapat meningkatkan kapasitas antioksidan dari vitamin C. Namun hal yang ditakutkan pada pemberian vitamin E dosis besar adalah meningkatnya risiko terjadinya aterosklerosis.

B. Vitamin E

1. Definisi Vitamin E
Vitamin E (tokoferol) merupakan suatu komponen lipid yang esensial terdiri dari selaput-selaput biologi yang saling berhubungan dengan radikal peroxyl yang berfungsi dalam mencegah perkembangan lipid peroxidan (Jishage, et al., 2005). Tokoferol pertama kali ditemukan tahun 1922 sebagai salah satu faktor anti ketidak suburan (anti-infertilitas). Lebih lanjut dijelaskan oleh (Dutta-Roy, 1994) vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang terdiri dari campuran dan substansi tokoferol (a, b, g, dan d) dan tokotrienol (a, b, g, dan d), pada manusia a-tokoferol merupakan vitamin E yang paling penting untuk aktifitas biologi tubuh. Bentuk vitamin E ini dibedakan berdasarkan letak berbagai grup metil pada cincin fenil rantai cabang molekul dan ketidakjenuhan rantai cabang.
Menurut (Dutta-Roy, 1994) a-tokoferol merupakan bentuk vitamin E yang paling aktif, berdasarkan penelitian pada rodentia dan anak ayam. Menurut Linder (1992) bentuk d–tokoferol sangat lebih aktif daripada bentuk l. Grup hidroksil yang aktif pada cincin fenil dapat diesterifikasi untuk aktivitasnya. Dl - a - tokoferol asetat dapat digunakan untuk membuat definisi unit-unit internasional untuk vitamin E, yaitu 1 mg = 1 IU, oleh karena 1 mg dl - a-tokoferol (tidak diesterifikasi) = ± 1,36 IU dan 1 mg d - a - tokoferol = 1,49 IU.

2. Peranan Vitamin E terhadap Fertilitas
Hampir 60% komponen lipid dalam semen kalkun adalah fosfolipid (Cerolini et al., 1997). Secara fisiologis, ukuran PUFA (polyunsaturated fatty acids) yang tinggi dalam semen unggas bersifat integral karena menjaga ketidakstabilan selaput dan fleksibilitas selama proses fertilisasi. Pengaruh kerusakan lipid peroksidasi pada sperma unggas dapat mengurangi motilitas kemampuan fertilisasi. Pada beberapa penelitian menggunakan sperma mamalia pengaruh kerusakan lipid peroksidasi seperti penurunan fungsi akrosom, kerusakan kromatin dan penurunan kemampuan fusi sperma dengan ovum termasuk didalamnya berpengaruh terhadap fertilitas semen yang disimpan (Kodama et al., 1996).
Karakteristik sperma kalkun yang peka terhadap lipid peroxidation, diperlukan satu sistim antioksidan yang efisien di dalam semen kalkun yang disimpan dalam ruang tubules untuk melindungi membran sperma dari kerusakan peroksidatif (Kelso et al., 1996). Vitamin E merupakan penstabil alami pada plasma sperma dan membran mitokondria (Surai and Ionov, 1992). Vitamin E terbukti dapat memperbaiki motilitas sperma kalkun dan kelangsungan hidup di dalam ruang penyimpanan selama 48 jam pada suhu 5°C (Donoghue and Donoghue, 1997). Vitamin E dapat meningkatkan kualitas spermatozoa kalkun secara signifikan (P < 0.05) pada dosis 40 µg/ml (Long and Kramer, 2003).
Epididimis merupakan jaringan komplek yang secara anatomi dan histologi dipisahkan menjadi 4 bagian kelompok yang berbeda, yaitu segmen awal, caput, corpus dan cauda epididimis. Keempat bagian tersebut responsif terhadap faktor umur. Beberapa perubahan terkait dengan umur misalnya akumulasi lipofuscin yang distribusinya diubah menjadi sistem antioksidan. Penurunan ekpresi gen dipengaruhi oleh pertahanan antioksidan. Kemungkinan stres oksidatif berperan dalam penuaan epididimis. Stres oksidatif yang berkepanjangan berdampak pada proses penuaan epididimis dan kerusakan yang semakin meluas (Kathryn et al., 2004).
Vitamin E merupakan kelompok lipid yang mudah larut dalam lemak, dapat memutuskan rantai ikatan radikal bebas terutama a-tocoferol. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang mencegah perkembangan lebih lanjut reaksi radikal bebas dan selanjutnya melindungi sel dari kerusakan. Vitamin E berperan penting dalam melawan lipid peroxidasi, radikal bebas menyerang asam lemak yang menyebabkan kerusakan struktural pada membran dan hasilnya terbentuk malondialdehyde dan 4-hidroxy, 2-nonenal (4-HNE). Indikator tersebut yang biasa digunakan untuk mengetahui radikal bebas menyerang lipid (lipid peroxidation) (Kathryn et al., 2004).
Berdasarkan hasil penelitian (Kathryn et al., 2004) membuktikan defisiensi vitamin E menyebabkan corpus epididimis mengalami peningkatan 4-HNE. Difesiensi vitamin E pada jaringan juga berdampak meningkatnya immunoreactivity dalam sitoplasma sepanjang epididimis.

3. Peranan Vitamin E terhadap Kebuntingan
Vitamin E sangat diperlukan selain sebagai faktor sebagai anti-infertilitas juga diperlukan selama kehamilan untuk mengontrol kebutuhan vitamin E pada induk (ibu) dan embrio yang tidak bisa terpisah. Vitamin E dikenal sebagai lipid yang paling dapat larut kuat sebagai antioksidan. Pada percobaan penelitian menggunakan hewan model mencit (Jishage et al., 2005) membuktikan bahwa sistem fetoplacental cenderung mudah diserang oleh adanya oksidan dan antioksidan vitamen E berperan dalam melindungi sel syncytiotrophoblast. Dengan demikian vitamin E berperan dalam kebuntingan dengan memenuhi kebutuhan placenta untuk menekan produksi kortikosteroid dalam ginjal.

4. Peranan Vitamin E sebagai Antioksidan
Vitamin E dapat mengendalikan peroksida lemak dengan menyumbangkan hidrogen kedalam reaksi, menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh peroksida, sehingga memutus reaksi berantai dan bersifat membatasi kerusakan (Watson and Leonard, 1986). Peran vitamin E dan antioksidan lain secara tepat masih dipelajari, untuk itu pada penelitian ini akan dikaji tentang kemampuan vitamin E sebagai antioksidan terhadap radikal bebas pada usia tua.
Stres oksidasi pada spermatozoa merupakan penyebab utama disfungsi spermatozoa dengan menghambat proses oksidasi fosforilasi. Oksidasi fosforilasi yang terganggu menyebabkan peningkatan reactive oxygen species (ROS) spermatozoa. Kadar ROS yang tinggi dalam sel dapat mengoksidasi lipid, protein, dan DNA. Lipid membran plasma spermatozoa memiliki fosfolipid dengan kadar yang tinggi sehingga menyebabkan spermatozoa sangat rentan terhadap ROS. Hal ini menunjukkan bahwa membran spermatozoa adalah target utama ROS dan lipid merupakan sasaran yang potensial (Lamarande et al., 1997). Oksidasi lipid (lipid peroksidase) pada membran spermatozoa menghasilkan senyawa alondialdehyde (MDA), yang bersifat toksik pada sel sehingga menyebabkan kerusakan membran spermatozoa. Membran spermatozoa yang rusak akan menyebabkan penurunan integritas membran spermatozoa, sehingga pada akhirnya menyebabkan penurunan kualitas sperma.
Malondialdehyde (MDA) adalah suatu senyawa yang merupakan hasil dari oksidasi lipid yang menjadi peroksida. Pengukuran kadar MDA merupakan cara pengukuran aktivitas radikal bebas secara tidak langsung, sebab yang diukur adalah produk dari reaksi radikal bebas bukan pengukuran radikal bebas secara langsung (Edyson, 2002).
Membran plasma spermatozoa terdiri dari lipid ganda yang mengandung asam lemak tidak jenuh yang sangat rentan terhadap ROS sehingga menimbulkan peroksidasi lipid (Sjodin et al., 1990). Hasil akhir peroksidasi lipid pada membran spermatozoa adalah terputusnya rantai asam lemak tidak jenuh dan menghasilkan MDA yang bersifat toksik terhadap sel. Senyawa MDA menyebabkan kerusakan membran spermatozoa dan penurunan integritas membran spermatozoa sehingga terjadi penurunan kualitas sperma (Sanocka et al., 2004). Terdapat korelasi negatif antara kadar MDA sperma dan integritas membran spermatozoa dapat dijelaskan bahwa tingginya kadar MDA akan menurunkan integritas membran sel dan kerusakan spermatozoa yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas sperma, sehingga makin tinggi kadar MDA, persentase integritas normal membran spermatozoa makin rendah.
Secara fisiologis sebenarnya tubuh sudah mempersiapkan diri untuk menangkal radikal bebas atau oksidan dengan tersedianya antioksidan dalam sistem intrasel membran, cairan ekstrasel, sitoplasma dan lipoprotein membran (Packer, 1995). Apabila serangan radikal bebas dalam tubuh tidak terkendali, maka elastisitas jaringan kolagen dan otot akan hilang. Akibatnya kulit menjadi keriput dan timbul bintik-bintik pigmen kecokelatan (lipofuchsin) pada kulit. Akibat lain dari serangan radikal bebas timbulnya beberapa penyakit seperti: penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, kanker dan kerusakan-kerusakan lainnya dalam jaringan reproduksi.
Radikal bebas dapat menyebabkan terbentuknya reaksi dengan asam lemak tidak jenuh dan membentuk senyawa antara yang sangat reaktif yang dapat merusak membran sel, termasuk membran lisosom, sehingga enzim lisosom menjadi bebas dan merusak bagianbagian sel yang lain. Dengan demikian dapat merubah fungsi organ yang diakibatkan oleh adanya aktivitas enzim, jumlah enzim, juga oleh tanggapan enzim terhadap perubahan keadaan.
Vitamin E berfungsi untuk memutus rantai peroksida lemak dengan menyumbangkan ion hidrogen ke dalam reaksi, sehingga dapat menurunkan kadar lemak peroksida darah. Mekanisme kerja vitamin E dalam mendonorkan ion hidrogen untuk menetralkan atau mengurangi kadar lemak peroksida darah dimulai dengan kerja a-tocoferol radikal yang kemudian berubah menjadi a–tocoferol perokside. Dari dua a-tocoferol radikal berubah menjadi a-tocoferol dimer dan akhirnya menjadi a-tocoquinone yang oleh vitamin C dapat diregenerasi kembali menjadi a-tocoferol (Frankel, 1998).
Mekanisme respon tubuh terhadap stres diawali dengan adanya rangsang yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh individu sendiri yang akan diteruskan pada sistem limbik sebagai pusat pengatur adaptasi. Sistem limbik meliputi thalamus, hipothalamus, amygdala, hippocampus dan septum. Sistem Limbik juga dapat mempengaruhi kerja dari sistem otonom. Hipothalamus memiliki efek yang sangat kuat pada hampir seluruh sistem visceral tubuh kita dikarenakan hampir semua bagian dari otak mempunyai hubungan dengannya. Oleh karena hubungan inilah, maka hipothalamus dapat merespon rangsang psikologis dan emosional. Peran hipothalamus terhadap stres meliputi empat fungsi spesifik. Fungsi tersebut adalah:
1. Menginisiasi aktivitas sistem saraf otonom,
2. Merangsang hipofise anterior memproduksi hormon ACTH,
3. Memproduksi ADH atau vasopressin,
4. Merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin. Pemahaman empat fungsi ini sangat penting untuk mengerti tentang respons tubuh terhadap stres.
Hipothalamus saat stres akan mensekresikan CRF (corticotropin releasing hormone) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH (adrenocorticotrophic hormone) dan TRF (thyrotropin releasing factor). Pelepasan ACTH membuat kelenjar adrenal mensekresikan beberapa hormon, meliputi glukokortikoid (kortisol), adrenalin dan noradrenalin. Pelepasan TRF akan merangsang kelenjar hipofise untuk memproduksi tirotropin yang akan mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin pada kelenjar tiroid.
Hormon kortisol akan menekan sistem imun, sehingga menyebabkan produksi limfosit dan eosinofil berkurang terutama limfosit sangat ditekan produksinya. Selain itu, peningkatan jumlah kortisol juga menyebabkan terjadinya penurunan jumlah monosit dan basofil dalam sirkulasi, hanya saja mekanismenya masih belum jelas diketahui. Pada stres tahap berat, intensitas stres mengakibatkan gangguan yang berat dan merusak karena terjadi penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi) akibat hormon vasopresin. Selanjutnya sirkulasi nutrisi, oksigan dan hormon salah satunya gonadotrophin (Hartono dan Budiwiyono, 2006).

Jumat, 02 April 2010

PENYAKIT HERPES SIMPLEKS

A. Definisi

Herpes Simpleks adalah infeksi akut oleh virus herpes simpleks tipeI dan tipe II yang ditandai adanya vesikel berkelompok diatas kulit.

B. Etiologi

Virus Herpes Simpleks (VHS) tipe I dan tipe II

C. Manifestasi

Penyakit ini memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:

1) Bintik-bintik berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada alat kelamin.

2) Bintik pecah dan meninggalkan luka ug kering mengerak, lalu hilang sendiri.

3) Gejala akan kambuh lagi namun tidak senyeri tahap awal.

D. Patofisiologi

Infeksi HSV biasanya terbatas Oro Faring

Virus menyebar melalui droplek pernapasan

(atau melalui kontak langsung dengan saliva yang terinveksi)

HSV 2 biasanya ditularkan secara seksual

setelah virus masuk kedalam tubuh hospes


Terjadi penggabungan dengan DNA hospes dan

mengadakan multiplikasi serta menimbulkan kelainan pada kulit


E. Penatalaksaan

1. Medikomentosa

§ Belum ada terapi radikal

§ Pada tahap pertama berikan

- Asiklovir 200 mg Peroral 5 kali selama 7 hari,

- Asiklovir 5 mg / kg BEBERAPA, Intravena tiap 8 jam selama 7 hari (bila gejala simetik berat), atau

§ Pada tahap rekurensi umunya tidak perlu diobati karena bisa membaik, namun bila perlu diobati dengan krim asiklovir. Bila pasien dengan gejala berat dan lama, berikan asiklovir 200 mg, peroral 5 kali sehari selama 5 hari jika timbul untuk serasi dapat dilakukan kompres.

2. Non Medikomentosa

Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

- Bahasa PMS dan konplikasinya

- Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan

- Cara penularan PMS dan pentingnya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya.

- Hinfdari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tidak dapat menghindari lagi.

F. Fragnosis

Kematian oleh infeksi HSV jarang terjadi infeksi inisial dini yang segera terobatin mempunyai prognosis lebih baik. Sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekwensi kambuhnya pada dengan gangguan imunitasi, misalnya: penyakit dengan tumor disistem retikuloendotellal, pengobatan dengan imun.

· Cara Penularan

=> Penyakit ini melalui hubugan seksual yang bebas (seks bebas) ketidak bersihan dan kesehatan.

· Cara menghindari Herpeks

=> Untuk menghindari penyakit menular seks seksual, yang paling mudah adalah tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi PMS. Namun hal ini tentunya tidak mudah dilakukan. Dibawah ini kami mencoba mencapaikan upaya pencegahan antara lain sebagai berikut :

- Selalu menjaga higienis (kebersihan dan kesehatan) organ genitalia ( alat kelamin pria dan wanita secara teratur).

- Setia kepada pasangannya, dengan tidak menganti-ganti pasangan.

- Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS.

- Mintalah jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.