Selasa, 26 Juni 2012

STRATEGI BELAJAR PQ4R

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. STRATEGI BELAJAR PQ4R Buku siswa merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan penyeledikian berdasarkan konsep, informasi dan contoh-contoh penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari. Buku materi sering kali menjadi rujukan utama siswa sebagai panduan praktek, sumber pengayakan materi dan jawaban konsep pelajaran. Cara membaca buku materi yang tidak terstruktur menimbulkan bias dan kebingungan siswa. Siswa cenderung menjadikan pernyataan dalam buku sebagai kebenaran mutlak yang tidak tergantikan. Fungsi buku materi sebenarnya merupakan sebagai pemicu untuk siswa dapat 9 melakukan eksplorasi lebih jauh lagi dari pengetahuannya yang semula sederhana. Strategi belajar PQ4R merupakan bagian dari model-model pembelajaran inovatif berorientasi pada teori konstruktifisme. Teori pembelajaran konstruktifisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang memiliki konsep siswa harus menemukan sendiri dan mentrnsformasikan informasi komplek, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu sudah tidak sesuai lagi (Trianto, 2007 : 26). Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu konsep model belajar yang mengarah pada konstruktivisme yaitu mengarahkan siswa untuk mencari tahu dan membentuk analisanya sendiri menurut hasil yang ditemukan di lapangan. Sedangkan metode belajar PQ4R masuk dalam kategori Teori Elaborasi bersama dengan 2 metode belajar yang lain yaitu pembuatan catatan dan analogi. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari”apa yang diketahui anak didik”. Guru / dosen tidak dapat mengindoktrinasi gagasan ilmiah supaya peserta didik mau mengganti dan memodifikasi gagasannya yang non-ilmiah menjadi gagasan / pengetahuan ilmiah (Dr.Dasim Budimansyah, 2003 : 11). Siswa lah yang dapat merubah sendiri tentang pandangan suatu pembelajaran sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembmbing siswa. Konsep ini berguna sebagai pentajaman pola pikir siswa terhadap konteks sebuah pembelajaran. 10 Metode belajar yang berbasis siswa untuk dapat berperan aktif dalam mengetahui dan memahami materi bertitik tolak pada teori konstruktivisme. Teori konstruktivisme yaitu siswa yang menemukan, menyalurkan informasi, mengevaluasi kembali dengan aturan yang terdahulu dan memperbaiki aturan lama yang tidak sesuai dengan konsep yang telah ditemukan. Konstruktivisme merangsang siswa menerapkan konsep baru yang didapat dari sisi kognitif yang telah dimiliki siswa. Rangsangan ini untuk membentuk siswa agar mau menemukan sendiri konsep yang telah ada dan dikembangkan lebih lanjut. Strategi adalah cara-cara atau aturan tertentu dalam melaksanakan sesuatu jika dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan akan mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan belajar merupakan suatu pengembangan seluruh kepribadian individu baik segi fisik maupun psikis.(Nana Syaodih Sukmadinata, 2007a : 179). Jadi strategi belajar ialah upaya-upaya yang dilakukan pengajar dalam rangka untuk meningkatkan pengambangan seluruh kepribadian siswa baik fisik maupun psikis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para guru harus jeli dalam memperhatikan kebutuhan siswanya dalam pembelajaran karena jika guru tidak mampu untuk menerjemahkan kebutuhan siswa maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Strategi belajar tertentu dirancang dalam penyampaian materi ajar sehingga siswa dengan mudah dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan belajarnya. Prinsip dasarnya yang telah diketahui bahwa 11 PQ4R merupakan suatu metode yang digunakan siswa dalam membaca agar lebih bermakna. Dalam hal ini, siswa membaca materi pelajaran yang telah ditentukan dan berusaha mencari pokok-pokok yang diajarkan dengan caranya sendiri. Membaca membutuhkan konsentrasi yang tinggi agar siswa dapat memahami keseluruhan isi materi bermodalkan kemampuan awal pengetahuan mereka tetang hal tersebut. Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa. Kemudian pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam berfikir, menganalisis, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan. (Drs.H. Martinis Yamin, M.Pd, 2007 : 106) Setiap siswa dituntut banyak membaca, membaca akan membuat lebih mudah “melihat” apa yang sedang dibicarakan oleh penceramah, guru, dosen, sebuah buku, dan program komputer. Siswa berdasar visual akan lebih baik bila dia melihat contoh nyata dari dunia nyata, seperti diagram, peta konsep, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambar dari segala macam hal ketika mereka sedang belajar. Jika siswa mendengarkan saja maka akan mudah terlupa. Ada baiknya jika siswa membaca dari sumber yang berkaitan agar informasi yang didengar lebih dimengerti dan dipahami untuk dijadikan pembahasan lebih jauh yang menghasilkan nilai belajar yang bermakna. 12 Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. PQ4R merupakan konsep belajar mandiri yang menuntut siswa berperan aktif untuk mengetahui dan memahami isi materi. Strategi elaborasi adalah proses penambahan perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Teori Elaborasi mengembangkan penyediaan penerapan keseluruhan isi untuk pengurutan dan pembuatan proses belajar agar lebih bermakna dan memotivasi siswa. (Charles M. Regeluth,1999 : 428). Strategi belajar PQ4R ini sebuah pembelajaran bermakna yang dilakukan siswa didalam kelasnya masing-masing. Dalam pembelajaran bermakna ada 2 hal penting yang dipelajari, yang pertama bahan yang dipelajari dan yang kedua, struktur kognitif yang ada pada individu (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007a : 188). Struktur kognitif yang dinilai dalam pembelajaran bermakna antara lain; jumlah, kualitas, kejelasan dan pengorganisasian siswa dalam menerima informasi materi ajar. Khususnya, pada Pendidikan Agama Islam struktur kognitif yang dinilai pada diri siswa ialah moral kognitif yang diterapkan dalam kesehariannya terutama saat di sekolah. Adapun langkah-langkah pembelajaran kognitif menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007a : 194) sebagai berikut : 1. Menghadapkan siswa suatu situasi yangmengandung dilema moral atau pertentangan nilai. 13 2. Siswa diminta memilih salah satu tindakan yang mengandung nilai moral tertentu. 3. Siswa diminta mendiskusikan / menganalisis kebaikan dan kejelekannya. 4. Siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik. 5. Siswa menerapkan tindakan dalam segi lain. Strategi belajar PQ4R membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Diharapkan, siswa dapat lebih dapat mengingat materi yang telah dibaca seiring tumbuhnya minat baca mereka. Strategi PQ4R merupakan salah satu metode kontekstual yang sangat diperlukan dalam pembelajaran yang bersifat konsep dasar dan menanamkan ketentuan-ketentuan yang baku. Strategi PQ4R menggunakan beberapa tahapan yang harus dilalui. Pengurutan strategi belajar digunakan siswa untuk memahami tugas dengan menyeluruh untuk memperoleh keterampilan yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam materi belajar secara menyeluruh. Siswa yang membaca secara terampil akan memberikan manfaat pengetahuan yang luas, kematangan berfikir dan melatih kemampuan pengambilan keputusan yang tepat di masa yang akan datang. Membaca menjadikan siswa melatih kejelian mengambil masalah utama dalam bacaan dan melatih kesabaran dan fokus dalam masalah. PQ4R merupakan strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca. 14 Menurut Thomas dan Robinson (1972) langkah-langkah yang dilakukan dalam strategi membaca PQ4R adalah sebagai berikut : 1. Preview (membaca selintas) Memberikan bacaan kepada siswa untuk dibaca. Siswa membaca sekilas dengan cepat sebelum memulai membaca bahan bacaan siswa. Membaca sekilas ini bertujuan untuk menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Strategi belajar yang digunakan bertujuan agar siswa dapat memahami materi dengan baik. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang dalam perencanaannya sehingga siswa dapat memahami materi pada pembelajaran lebih lanjut pada tingkatan yang lebih tinggi. Jadi, tidak ada lagi pembedaan anatara materi pelajaran yang penting dan tidak penting karena keseluruhannya memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Guru memberikan informasi cara siswa dapat menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang berada dalam materi bacaan. 2. Question (pertanyaan) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri untuk setiap ide pokok yang ada pada bahan bacaan siswa. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata”apa, siapa, mengapa dan bagaiamana”. Langkah berikutnya siswa menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuatnya. Ini bertujuan untuk menyadarkan siswa untuk lebih seksama dalam membaca agar tidak terjadi 15 kekeliruan dalam menentukan ide pokok/tujuan yang telah diinformasikan dari awal sehingga siswa mampu mengingat secara baik materi pelajaran yang telah dibaca sebelumnya 3. Read (membaca) Baca secara aktif, yaitu dengan cara bacaan membawa reaksi pada pikiran siswa. Siswa diminta untuk memberi tanggapan pada materi yang dibacanya. 4. Reflect (merefleksi) Selama membaca, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, siswa juga diminta untuk memecahkan masalah yang timbul dengan mandiri yang dibantu dengan informasi yang diberikan guru. Menurut Trianto S.Pd, M.Pd setelah siswa memahami informasi kemudian akan dipresentasikan dengan cara : 1). Menghubungkan informasi ini dengan hal-hal yang telah diketahui. 2). Mengaitkan sub topik-subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama 3). Mencoba memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan 4). Menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut. 5. Recite (menjawab pertanyaan) 16 Langkah kelima, siswa diminta untuk merenung (mengingat) kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan bacaan. 6. Review (mengulangi) Langkah terakhir siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh bacaan bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Metode-metode belajar yang tepat akan membangkitkan minat anak didik untuk membaca. Lemahnya minat siswa untuk membaca mengakibatkan kemerosotan pada kompetensi dan prestasi yang dicapai. Metode belajar membantu siswa untuk memahami kesulitan membaca buku materi dengan cara-cara yang mudah dimengerti oleh siswa. Penyampaian informasi yang demikian jika dilakukan dengan cara kovensional akan selalu menjemukan dan memberikan dampak tidak menyenangkan, membosankan dan dianggap tidak penting. Kesulitan siswa dalam membaca materi pelajaran dapat disebabkan oleh tujuan dan kata kunci yang menjadi capaian belajar yang tidak dimengerti atau bahkan tidak diketahui oleh siswa. Selain hal tersebut juga disebabkan kemampuan awal siswa mengetahui materi yang akan disajikan. Penting bagi guru untuk memberikan arah dan cara baca yang jelas dan mudah dipahami siswa untuk kelancaran pemahaman informasi baru sehingga siswa tidak memiliki pemahaman yang ambigu. 17 Berikut merupakan Langkah-langkah model pembelajaran PQ4R : Tabel 2.1: Langkah-langkah model pembelajaran PQ4R Langkah-langkah Guru Siswa Preview a. Menberi bahan Membaca sekilas bacaan siswa untuk dengan cepat untuk dibaca menemukan ide pokok b. Menginformasikan pada siswa cara yang hendak dicapai menemukan ide pokok Question a. Menginformasikan a. Memperhatikan pada siswa untuk penjelasan guru. memperhatikan makna bacaan. b. Memberi tugas siswa b. Menjawab untuk membuat pertanyaan yang pertanyaan dari ide telah dibuat. pokok yang ditemukan Read Memberi tugas siswa Membaca secara aktif untuk membaca dan sambil memberikan menjawab pertanyaan tanggapan pada bacaan yang telah disusun sebelumnya. dan menjawab pertannyaan yang dibuat Reflect Menginformasikan materi Bukan hanya menghafal yang ada dalam bacaan dan mengingat materi pelajaran tapi mencoba memecahkan masalah 18 bersumber informasi guru dan bacaan Recite Meminta siswa membuat a. Menanyakan dan rangkuman dari seluruh menjawab pembahasan yang pertanyaan. dipelajari satu hari. b. Melihat rangkuman yang dibuat. c. Membuat rangkuman seluruh materi satu hari. Review a. Menugaskan siswa a. Membaca intisari membaca rangkuman yang dibuat. yang dibuat dari b. Membaca kembali rincian ide pokok yang ada dibenak bahan bacaan jika siswa. belum yakin akan b. Meminta siswa jawaban yang dibuat. membaca kembali bahan bacaan, jika belum yakin jawabannya. Sumber : Trianto,S.Pd,M.Pd (2007 : 150). Pembelajaran dengan penerapan strategi-strategi belajar berpedoman pada premis, bahwa keberhasilan siswa banyak bergantung kepada kemahiran mereka untuk belajar sendiri dan untuk memonitor belajarnya sendiri(Trianto S.Pd, M.Pd, 2007 : 152). 19 Langkah-langkah penerapan pembelajaran strategi belajar PQ4R yang dilakukan oleh guru sebagai berikut : Tabel 2.2 :Penerapan strategi PQ4R No Aktivitas Guru Aktivitas I PENDAHULUAN a. Menyampaikan tujuan a.Dalam pelaksanaan KBM guru pembelajaran. menginformasikan tujuan pembelajaran b. Mengaitkan pelajaran secara lisan, dan menuliskan TPK yang yang akan dipelajari akan dicapai. dengan pengetahuan awal b.Guru mengingatkan kembali materi- siswa materi sebelumnya yang relevan c. Memotivasi siswa dengan materi yang akan disampaikan. c.Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan fenomena tervisualisasi. II KEGIATAN INTI a. Mempresentasikan materi. a.Sebelum pelaksanaan pengajaran b.Permodelan strategi strategi belajar, guru mempresentasikan belajar metode PQ4R sedikit gambaran umum dari materi c.Pemberian latihan yang akan dipelajari. terbimbing b. Guru memodelkan keterampilan d.Umpan balik strategi belajar metode PQ4R langkah e.Pemberian latihan per langkah pada tiap-tiap tahapnya, mandiri. dengan memakai sedikit materi dari bacaan. c.Siswa di bawah bimbingan guru melakukan keterampilan strategi belajar PQ4R dengan mengerjakan Kertas Kerja Siswa. d.Pada tahap umpan balik, guru 20 memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mereka jawab. Guru menunjuk beberapa siswa. e.Guru memberikan latihan mandiri kepada siswa untuk membaca kelanjutan dari isi bacaan pada buku siswa dengan memakai keterampilan strategi belajar metode PQ4R. III PENUTUP Guru bersama-sama dengan siswa a.Merangkum pelajaran merangkum materi pelajaran dengan cara b. Catatan membaca kesimpulan yang telah dibuat secara klasikal. a.Guru selama KBM jangan membuat kesan monoton b.Guru hendaknya menentukan waktu, kapan tiap-tiap tahap dilaksanakan. c.Tetap mempertahankan motivasi siswa. d.Guru hendaknya memakai kata-kata yang mudah dipahami siswa. e.Guru hendaknya membimbing siswa satu per satu pada saat melakukan pelatihan Sumber : Trianto,S.Pd,M.Pd (2007 : 150). 2. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk dimungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan. 21 Pembelajaran adalah upaya pengembangan seluruh kepribadian individu, baik segi fisik maupun psikis. Dalam proses belajar di sekolah sasaran belajar ini sering dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007 : 178). Pengertian Pendidikan Agama Islam yaitu memberikan segala macam ilmu kepada anak didik yang belum mereka ketahui serta mendidik akhlak dan jiwa mereka. Menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur(Athiyah Al-Abrasy, 1970 :15). Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan yang dilakukan dengan sengaja oleh guru kepada anak siswa menuju ke arah kedewasaan jasmani dan rohani yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi guna terbentuknnya pribadi muslim sejati. Pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal (Dr. Al-Rasyidin, MA dan Dr. H. Samsul Nizar, MA, 2005 :32). Visi dan misi Pendidikan Agama Islam di sekolah umum adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki kepribadian yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta tertanamnya nilai-nilai akhlak yang mulia dan budi pekerti yang kokoh yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan perlaku sehari-hari, untuk selanjutnya memberi corak bagi pembentukan watak bangsa (Departemen Agama, 2001 : 2). 22 Pembelajaran Agama Islam harusnya mengikuti metode-metode yang terus berkembang dalam dunia pendidikan secara luas. Bila pembelajaran Agama Islam masih terpaku dalam metode konvensional, lama kelamaan anak didik akan menganggap tak ubahnya dengan sebuah mata pelajaran formalitas yang wajib untuk diikuti. Padahal inti dari Pendidikan agama Islam yaitu penerapan dalam kehidupan tiap anak didik dalam kesehariannya. Kesimpulan sementara jika Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan baik maka tatanan kehidupan dan kualitas hidup manusia juga jauh lebih baik. Menjadi sebuah polemik jika dilihat Pendidikan Agama Islam belum dapat menggiring masyarakat ke arah tersebut. Sebagaimana fungsi dan tugas Pendidikan Agama Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Pengendalian mutu Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dalam upaya untuk dapat mengontrol pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dengan formula-formula yang fixed sehingga dapat dijadikan standar untuk keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum( Departemen Agama, 2001 : 50 ). Diharapkan dengan pengelolaan formula-formula yang tepat baik dari in put, proses dan out put nya diharapkan dapat dijadikan sarana kontrol dalam keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kendali mutu in put berdasarkan dari peserta didik, instrumen pembelajaran dan instrumen penunjang. Kendali mutu proses yang berdasarkan proses pendidikan baik intra 23 kurikuler maupun ekstra kurikuler yang distandarisasi mulai dari elemen penunjang pembelajaran dan ketika pembelajaran sedang berlangsung. Kendali mutu out put berdasarkan dari kualitas lulusan setiap satuan pendidikan yang harus sesuai dengan harapan atau ekspektasi yang memenuhi kompetensi dasar pendidikan agama Islam yang menjadi visi Pendidikan Agama Islam di sekolah umum(Departemen Agama, 2001 : 50). Ada beberapa kendala yang terjadi dalam Pendidikan Agama Islam di kawasan sekolah umum, antara lain : 1. Alokasi waktu belajar yang ditetapkan 2 kali jam pelajaran per minggu. 2. Materi yang terlalu banyak, mulai dari pemahaman norma agama sampai pada penghayatan pengamalan dan pengalaman religi. 3. Materi Pendidikan Agama Islam termasuk bahan ajar akhlak, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotor). (DR. Dasim Budimansyah, 2003 : 3). Siswa mengenal materi ketuhanan berdasarkan firman yang ada didalam Al-Qur’an. Minat dan kecintaan siswa terhadap kitab sucinya berawal dari kemampuan siswa mengetahui dan mendalami isinya. Kemampuan siswa kemudian berlanjut pada penguasaan materi lain karena inti dari keseluruhan pengajaran Pendidikan Agama Islam bermuara pada pedoman dasarnya yaitu Al-Qur’an. 24 Hasil dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini tidak saja sulit untuk dilihat didalam kehidupan sehari-hari pada diri siswa karena kegiatan pembelajaran disekolah memiliki tenggat waktu yang sedikit. Untuk mengetahui implementasi sikap dan budi pekerti yang luhur pada diri anak ada beberapa indikasi yang dapat guru amati di saat siswa mengikuti pembelajaran disekolah dengan rancangan-rancangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satunya dengan mengukur kemampuan siswa pada komponen pokok yang ditetapkan pada tiap-tiap jenjang pendidikan. Pada SMP dalam hal ini pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kalangan umum ada beberapa komponen pokok yang dapat dijadikan standar pengamatan (Tim, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001a : 9) yaitu : 1. Beriman kepada Allah SWT dan 5 rukun iman lainnya dengan mengetahui fungsi iman terhadap 6 pilar rukun iman yang terefleksi pada perilaku siswa. 2. Dapat membaca, menulis dan memahami ayat Al-Qur’an serta mengetahui hukum bacaannya sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Beribadah dengan baik sesuai dengan tuntunan syari’at Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. 4. Dapat menauladani sifat, sikap dan kepribadian Rosulullah, sahabat, tabi’in yang senantiasa relevan dengan kehidupan kontemporer. 25 5. Mempraktekkan sistem muamalah Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dari pedoman diatas diharapkan guru dapat memformulasikan inti sari keagamanan yang diwujudkan dalam pembelajaran pada siswa. Penjabaran tentang perwujudan keimanan yang riil dan simpel, contoh yang lugas dan aplikasi peribadahan yang jelas bagi siswa dalam pembelajaran yang menjadi sangat penting sebagai barometer tata cara menjalani kehidupan dunia yang bisa jadi sia-sia dikarenakan ketidakjelasan dalam penyampaiannya. Standar kompetensi yang ditransformasikan dalam kurikulum satuan pendidikan SMP Negeri I Bulu untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII pada semester II adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 : Satuan Pendidikan Agama Islam kelas VII No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menerapkan hukum 1.1. Menjelaskan hukum bacaan bacaan Nun Mati/tanwin Nun mati/tanwin. dan mim mati 1.2. Menjelaskan hukum bacaan Mim mati. 1.3. Menerapkan bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dalam bacaan Al-Qur’an. 2. Siswa beiman kepada 2.1. Menjelaskan pengertian iman malaikat Allah dan kepada malaikat Allah. mengetahui tugas- 2.2. Menyebutkan nama-nama tugasnya. malaikat dan tugas-tugasnya. 2.3. Menjelaskan sifat malaikat Allah. 26 2.4. Menjelaskan perbedaan malaikat dengan makhluk ghib lainnya. 3 Siswa bersikap kerja keras, 3.1. Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan teliti tekun, ulet dan teliti. 3.2. Menampilkan contoh perilaku kerja keras, tekun, ulet dan teliti. 3.3. Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, ulet dan teliti. 4 Siswa melakukan sholat 4.1. Menjelaskan, hukum, syarat Jum’at wajib dan syarat syah nya mendirikan sholat Jum’at serta sunah-synah dan hal-hal yang menghalangi dengan sholat jum’at. 4.2. Menunjukkan fungsi sholat Jum’at dalam kehidupan. 4.3. Mempraktekkan sholat Jum’at. 5 Siswa melakukan shalat 5.1 Menjelaskan shalat Jama’ dan jama’ dan qasar Qasar serta sebab-sebabnya. 5.2 Menjelaskan shalat-shalat yang boleh dijama’ dan diqasar. 5.3 Menjelaskan shalat Jama’ takdim dan Jama’ ta’khir. 5.4 Mempraktekkan shalat Jama’ dan Qasar. 6 Memahami tata cara sholat 6.1. Menjelaskan ketentuan- wajib ketentuan sholat wajib. 6.2. Mempraktikkan sholat wajib 7 Memahami sejarah Nabi 7.1. Menjelaskan misi Nabi 27 Muhammad SAW Muhammad saw untuk menyempurnakan akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat. 7.2. Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. 7.3. Meneladani perjuangan nabi Muhammad saw dan para sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah. Sumber : Pengembangan KTSP PAI Pendidikan Agama Islam kaitannya dengan penuntasan penilaian kognitif diamati dari penguasaan siswa pada bahan materi yang telah ditentukan dalam kompetensi dan kemampuan dalam aplikasinya pada cara baca Al-Qur’an. Tinggi rendahnya ketuntasan siswa dalam Pendidikan Agama Islam salah satu bagian pentingnya adalah kelancaran dan penguasaan siswa pada bacaan Al-Qur’annya. Karena didalam Pendidikan Agama Islam terdapat doktrin-doktrin yang telah ditetapkan untuk dijalankan yang bersumber dari Al-Qur’an. Jadi siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam membaca Al-Qur’an akan menemui kesulitan yang berarti dalam mendalami isi materi. Pedoman guru Pendidikan Agama Islam selama ini mencakup beberapa metode mengajar, antara lain yaitu : 28 1. Metode Hiwar, dialog atau diskusi sebuah tema untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. 2. Metode Kisah, metode cerita kisah utusan Allah dan orang-orang sholeh. 3. Metode Amtsal, memberikan contoh kongkrit yang dilakukan sehari-hari. 4. Metode Teladan, kegiatan rutin yang dilakukan saat guru mengajar (pengulangan). 5. Metode Ibrah dan Mauziah, mengambil hikmah dari kejadian disekitar lingkungan agar dapat dijadikan pelajaran hidup. 6. Metode Targhib dan Tahrib, metode yang mengambil dari keadaan dasar manusia yang menginginkan rasa senang dan menghindari kesusahan. Pribadi seorang guru Pendidikan Agama Islam juga menjadi dasar keberhasilan dalam pembelajarannya. Perlakuan dan tindak tanduk guru Pendidikan Agama Islam biasanya menjadi contoh kongkrit bagi siswa untuk melaksanakan bahan ajar Pendidikan Agama Islam dikehidupan siswa sehari-hari. Untuk itu guru Pendidikan Agama Islam juga harus memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar sebagai sarana ibadah. 2. Guru harus bersih fisik dan mental. Menjaga kerapian pakaiannya dan mengindari dari perbuatan yang tercela. 29 3. Ikhlas dalam bekerja. 4. Pemaaf dan mencintai siswanya. 5. Mengetahui sifat siswanya. 6. Menguasai bahan materi pelajaran. Selain dari sumber daya guru, untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam juga memiliki fasilitas kegiatan dan laboratorium keagamaan yang memadai. Penting bagi pembelajaran pendidikan Agama Islam memiliki fasilitas belajar sebagai sentra dalam pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki siswa. Diantaranya adalah masjid atau mushola sekolah sebagai basis sisiwa untuk sholat berjamaah, baca tulis Al-Qur’an, pelatihan khotib dan pemceramah dan penyempurnaan kegiatan ibadah seperti sholat dan sebagainya. Disamping itu, pembelajaran pendidikan Agama Islam memiliki laboratorium keagamaan, Penyuluhan keagamaan dan akses Internet. Laboratorium keagamaan yang dimaksudkan adalah suatu ruang yang berisi alat praktek keagamaan, misalnya miniatur ka’bah, pakaian ihrom, kain kafan dan sebagainya sebagai penunjang praktek keagamaan. Sedangkan akses internet diperlukan untuk pengembangan informasi siswa tentang keislaman dalam jangkauan yang lebih luas. Sistem evaluasi Pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan Al-Qur’an . tujuan evaluasi ditik beratkan pada aspek pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotorik) yang bertujuan untuk 30 mengetahui kemampuan peserta didik yang secara garis besarnya meliputi 4 hal, yaitu : 1. Sikap dan pengalaman pribadi siswa terhadap Tuhannya. 2. Sikap dan pengalaman siswa dengan masyarakatnya. 3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitar. 4. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta khalifah Allah. (Dr. Al-Rasyidin, MA dan Dr. H. Samsul Nizar, MA, 2005 :80). Seluruh kemampuan yang akan dievaluasikan mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist sesuai dengan tata aturan evaluasi pendidikan Islam. 3. PRESTASI SISWA Belajar menurut pendapat tradisional adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Disini yang dipentingkan adalah pendidikan intelektual (Drs. H. Abu Ahmadi, 2002 : 279). Belajar menurut Gagne tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, tetapi hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu : 1. Internal ; yang antara lain menyangkut kesiapan siswa dan apa yang telah dipelajari sebelumnya ( prerequisite ). 31 2. Eksternal ; yang merupakan situasi belajar dan penyajian stimuli yang secara sengaja diatur oleh guru dengan tujuan memperlancar proses belajar. Belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007 : 172). Inti dari belajar adalah proses mengenal dan menerima informasi baik yang baru dikenal maupun yang telah lama diketahui untuk dimengerti dan dikembangkan menjadi pola pikir dan perilaku yang lebih baik bagi siswa. Siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang direncanakan sebelumnya. Guru membuat rencana belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa mampu menguasai bahan bacaan dengan baik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Prestasi merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan pekerjaan tertentu. Dan, belajar yaitu proses perubahan seseorang baik secara formal, fungsional, material dan intelektualitas di dalam hidupnya melalui pengalaman-pengalaman yang diberikan baik dari lingkungannya maupun dari guru, trainer, dosen atau yang lainnya. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada beberapa jarak waktu sehingga mewujudkan manusia yang mempunyai kematangan intelektual dan perilaku yang lebih baik. 32 Hasil belajar yang dicapai adalah perubahan-perubahan dalam jiwa seperti memperoleh pengertian tentang bahasa, bersikap susila dan sebagainya (Drs. H. Abu Ahmadi, 2002 : 279). Untuk membantu siswa menetapkan tujuan belajar agar pola membacanya dapat memberikan manfaat pada dirinya, guru diharapkan untuk selalu membimbing dan mengawasi serta memberi batasan masalah yang jelas pada materi yang dikaji. Langkah-langkahnya seperti yang dikemukakan oleh Prof. Haris Mudjiman berikut : 1.Harus membantu siswa menganalisis tugas 2.Harus membantu siswa menggali pengetahuan dan kompetensi apa yang telah dan belum dimiliki untuk menjalankan tugas dari guru. 3.Harus membantu menetapkan langkah-langkah langah-langkah belajar 4.Harus memantau pelaksanaan pembelajarannya. Tiap-tiap jenis hasil belajar tersebut memerlukan kondisi-kondisi tertentu yang perlu diatur dan dikontrol ( Dr.Toeti Soekamto dkk 1992 : 33). Peran strategi belajar dalam kelas sebagai alat atur dan alat kontrol materi dan pengayaan bagi siswa. Sehingga siswa mampu mendapat pengertian yang sesuai dan pendalaman materi yang mantap sesuai tujuan dalam kompetensi yang disusun. Kreativitas guru dalam memberikan pengertian melalui pola strategi belajar yang sesuai diharapkan juga mamu menumbahkan minat dari siswa untuk mempelajari materi lebih jauh. 33 Untuk mencapai hasil yang diharapkan ada beberapa prinsip belajar yang dapat dijadikan pedoman dan teknik belajar yang baik, antara lain : 1. Belajar harus bertujuan dan terarah. 2. Belajar memerlukan bimbingan. 3. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian. 4.Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya. 5.Belajar adalah suatu proses aktif. 6.Belajar dilandasi kemauan dan keinginan kuat. 7.Belajar dianggap berhasil jika telah diterapkan sehari-hari. (Drs.H.Abu Ahmadi, 2002 : 282). Prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai siswa dalam penguasaan materi yang telah disampaikan dengan melakukan tes yang dibuat oleh peneliti. Untuk memperoleh prestasi belajar yang memuaskan harus dilakukan dengan cara dan pedoman belajar yang berbeda antar individu. Ini disebabkan karena cara atau pedoman belajar akan mengahasilkan output yang berbeda pada tiap siswa karena memiliki perbedaan daya tangkap, kemampuan, kecepatan, ketepatan dan kepekaan dalam menerima meteri pelajaran. Untuk itu guru perlu untuk menentukan strategi belajar yang tepat pada siswanya dengan terlebih dahulu melakukan pengamatan akan kebutuhan siswa. 34 Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007a : 102). Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. Hasil belajar ditinjau dari segi kognitif, penguasaan siswa terhadap bahan ajar yang diinformasikan dari guru, segi afektif yaitu dari pola perilaku yang ditunjukkan siswa di sekolah yang menunjukkan perilaku yang telah menjadi tujuan sebelum adanya pembelajaran. Dan Psikomotorik yang meliputi keterampilan siswa dalam memperagakan praktek pembelajaran yang telah disampaikan. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007a : 103). Pada dasarnya prestasi belajar adalah semua materi ajar yang dapat diaplikasikan siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Tetapi guru juga perlu untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep yang telah diajarkan. Maka, prestasi belajar juga dapat diukur melalui pengangkaan dengan standar yang dimiliki guru. Kemampuan siswa dapat diketahui pada skor yang tercipta dari uji tes yang diberikan oleh guru. Demikian juga guru dapat mengukur diri seberapa berhasil metode yang diterapkannya pada siswa sehingga guru dapat menemukan strategi belajar yang baik bagi siswanya. 35 Menurut Usman dalam buku Evaluasi pembelajaran oleh Drs.Asep Jihad dan Dr,Abdul Haris, Msc, penilaian hasil belajar yang ditentukan oleh guru dipetakan oleh Benjamin Bloom, antara lain : 1. Domain Kognitif Domain kogninif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesa dan evaluasi. 2. Domain Afektif Domain afektif mengacu pada ranah menerima atau memperhatikan, merespon, penghargaan, pengorganisasian dan watak. 3. Domain Psikomotorik Domain psikomotorik meliputi menirukan, memanipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari beberapa sebab. Faktor yang terdapat dalam diri siswa antara lain yaitu kemampuan siswa dalam penguasaan bahan materi. Sebab lainnya yaitu motivasi belajar, minat belajar, perhatian orang tua, ketekunan, perilaku belajar, fisik siswa dan sebab psikis lain yang mempengaruhi belajar siswa. Kemampuan siswa untuk mengontrol sebab-sebab dari dalam dirinya dapat memberikan hasil baik bagi penguasaan bahan materi ajar. Faktor dari luar yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain lingkungan. Dalam hal ini lingkungan belajar yaitu sekolah fasilitas, keamanan dan kualitas pengajaran sangat menentukan hasil 36 belajar siswa. Pada intinya keberhasilan belajar dipengaruhi atas dua hal, kapasitas siswa untuk penguasaan materi dan kualitas sekolah sebagai lingkungan belajar. Melalui strategi belajar yang tepat akan membantu siswa untuk mudah mengerti dan meningkatkan prestasi siswa. Untuk meningkatkan prestasi belajar perlu disusun berbagai cara agar dapat menemukan strategi belajar yang cocok digunakan untuk siswa. Dalam pembelajaran apapun, sangat perlu menjadikan siswa aktif sehingga materi belajar akan lebih berkembang dan menjadi bahan yang komprehensif bagi siswa dalam kesehariannya. Berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri I Bulu, pencapaian prestasi belajar Pendidikan Agama Islam diwujudkan dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai berikut : Kriteria Ketuntasan Minimal PAI Tabel 2.4 : KKM PAI SMP Negeri 1 Bulu No Kelas Semester I Semester II 1 Kelas VII 70 70 2 Kelas VIII 70 70 3 Kelas IX 7,1 7,1 Sumber : Ketetapan nilai KKM SMP N 1 Bulu Dari uraian diatas peneliti menerapkan strategi belajar PQ4R di kelas VII semester 2 pada standar kompetensi Nun mati/tanwin dan mim mati.. Indikator keberhasilan belajar dapat dilihat dari : 37 1. Daya serap terhadap bahan pengejaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. 2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupu kelompok. (Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, 2002 :120) Untuk mengukur tingkat keberhasilan pada pembelajaran tiap bab dalam materi dapat pula dilihat menggunakan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar yang digunakan dalam pembelajaran tiap bab disebut dengan tes formatif yang dilaksanakan mandiri oleh tiap guru mata pelajaran. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu. (Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, 2002 :120). Rangkaian terakhir yang menentukan hasil belajar yaitu evaluasi belajar. Mehrens & Lehmann dalam Ngalim Purwanto menyebutkan bahwa evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk mebuat alternatif-alternatif keputusan. Informasi yang didapat dari evaluasi menjadi timbal balik yang berguna bagi siswa untuk mengetahui sejauh mana dapat menguasai materi, guru untuk mengetahui baik tidaknya strategi mengajar dan butir-butir evaluasi yang diberikan dan pihak institusi untuk merekap dan menggambarkan mutu yang telah dihasilkan dalam proses belajar mengajar dalam satu periode pembelajaran. 38 Evaluasi pembelajaran ditentukan oleh indikator-indikator yang ada di dalam tiap-tiap mata pelajaran. Untuk mata pelajaran agama sistem evaluasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa aspek, antara lain : 4. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan nilai-nilai kehidupan beragama. 5. Kemampuan untuk menerapkan konsep dan nilai-nilai kehidupan beragama termasuk akhlak mulia, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidika agama melalui praktik atau pengalaman belajar serta pengamatan aktivitas peserta didik (Drs. Asep Jihad & Dr. Abdul Haris, 2008 : 146). 4. MINAT BACA AL-QUR’AN Dorongan yang berasal pada diri tiap individu untuk melakukan hal yang disukai. Jadi, minat belajar adalah dorongan atau motivasi yang terbentuk pada siswa terhadap bidang studi yang dipelajarinya. Minat belajar muncul dapat dengan sendirinya atau melalui rangsangan pada siswa terhadap bidang studi tertentu yang dikemas secara menarik sehingga siswa dapat mempelajarinya dan dengan mudah memahaminya karena ketertarikan siswa yang telah menganggap bidang studi tersebut mempunyai kelebihan dan kesenangan untuk dapat dipelajari. Salah satu aspek mental yang sangat berpengaruh pada seseorang yang menjadi salah satu penentu keberhasilan harapan. Minat merupakan satu rangsangan untuk melaksanakan suatu perilaku yang mengingikan 39 tujuan tertentu. Perasaan senang, ketertarikan pada sesuatu, kesukaan akan menjadi pemicu munculnya minat yang tumbuh dalam diri jiwa seseorang. 1. Perasaan senang. Kekuatan pendorong atau stimulus yang menggerakkan seseorang untuk mengerjakannya secara teratur dan penuh ketekunan yang membantu siswa untuk mengatur segala kegiatannya untuk mencapai tujuan kompetensi tersebut. 2. Ketertarikan. Perhatian yang ditujukan oleh objek karena suatu sebab, dapat berupa sesuatu yang estetik atau keindahan atau daya manfaat yang terdapat dalam objek sehingga siswa dengan suka hati mampu tergerak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan prosedur yang dibuat objek. berlanjut pada keingintahuan seseorang untuk mempelajari dan mendalami untuk mencapai peningkatan kemampuan.. 3. Kesukaan. Kecenderungan hati pada seseorang atau sesuatu yang menarik hatinya. Kebutuhan untuk selalu menekuni objek yang sedang dikerjakan dan membuat karya yang lebih bernilai sesuai dengan keinginan dan harapan yang diinginkan siswa. Anak didik adalah makhluk individual. Anak didik adalah orang yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya ( Drs.Syaiful Bahri Djamarah, Drs.Aswin Zain 2002 :161 ). Diperlukan metode khusus untuk dapat 40 menumbuhkan minat bagi siswa yang belum dapat mengembangkan atau yang belum memiliki keinginan tertentu. Metode, media dan proses belajar mengajar menjadi jalan pembuka bagi siswa untuk tahu minat dan pengembangan diri yang akan ditekuninya. Guru perlu tahu latar belakang kehidupan siswa karena dari sana guru dapat mendeteksi kemana arah minat siswa. Minat merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi siswa dapat berupa kegemaran yang telah dimiliki atau penemuan baru bagi siswa. Sehingga pendekatan dengan realitas latar belakang siswa jauh dapat lebih menarik dan mengena karena siswa yang menjalani sendiri. Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apresepsi yang dipunyai oleh anak. Bahan apresepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Misalnya, dalam Pendidikan Agama Islam pengalaman anak pernah mengikuti kegiatan perlombaan MTQ dapat memacu minat siswa untuk mengetahui lebih lanjut kiat-kiat apa saja mengenai bacaan Al-Quran yang tartil, sesuai dengan makhroj dan tilawah yang dikuasainya. Selain itu, pemanfaatan alat bantu yang berada di sekitar lingkungan siswa yang sebelumnya dianggap tidak diperlukan seperti tape recorder, melalui metode pengajaran yang tepat yang disampaikan oleh guru akan memunculkan pula minat-minat baru yang ingin dikembangkan oleh siswa secara mandiri. 41 Minat juga dapat timbul dari rasa ingin tahu mengenai sesuatu. Rasa ingin tahu yang kemudian menghasilkan pertanyaan apa, bagaimana dan mengapa. Untuk memenuhi rasa ingin tahu seseorang mungkin bertanya pada orang lain yang dianggap lebih mengetahui, mencari melalui berbagai media atau pengamatan secara langsung pada objek. Sehingga pada titik siswa belum meyakini jawaban yang ditemukan akan meningkat pada pencarian pemecahan masalahnya sendiri melalui pengetahuan yang dimiliki dan dari sumber yang mendukung. Bahan belajar yang menarik minat/keinginan anak dapat dipelajari oleh anak dengan sebaik-baiknya. Minat sering timbul bila ada perhatian. Karena itu untuk menimbulkan minat sebaiknya juga harus menimbulkan perhatiannya (Drs.H.Ahmadi, 2002 : 286). Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk menimbulkan minat pada siswa mulai dari strategi belajar, tema yang menarik, manfaat yang diperoleh, selingan humor dan sebagainya. Pemberian materi yang monoton akan menghilangkan minat yang dimiliki siswa sehingga merasa bosan, malas dan keterpaksaan dalam belajar. Siswa mendapat kemampuan untuk menemukan dan menciptakan kreasi yang baru. Siswa akan melihat masalah tidak hanya dari satu sudut pandang saja yang memungkinkan siswa untuk mendalaminya dengan lebih menyeluruh. Siswa mampu menganalisa dan memecahkan masalahnya sendiri. Jika sudah demikian siswa akan dengan sendirinya menjadi peneliti dari minat yang tengah digalinya. Pemunculan minat 42 siswa akan mendorong siswa yang lain tertarik pada riset yang sedang dilakukan pertumbuhan minat antar siswa menjadi sumber kreativitas siswa untuk menganalisa bahan materi ajar yang diberikan. Sama halnya dengan motivasi, minat muncul pada dalam diri siswa sendiri yang berkeinginan untuk mendalami suatu bahan materi ajar. Minat merupakan salah satu pendorong terciptanya kemauan belajar minat atau ketertarikan siswa mengikuti dengan sungguh-sungguh pelajaran yang disampaikan. Reinforcement yang datang dari luar diri siswa menjadi pendukung utama minat yang terus tumbuh didalam diri siswa. Sisi kepuasan mempelajari sesuatu menjadi tujuan utama siswa dalam mengembangkan minatnya. Kepuasan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dimiliki siswa dan tersedianya alternatif jawaban yang memungkinkan siswa dapat berpikir berulang-ulang dan mengkaji sendiri temuan jawaban yang telah dimilikinya. B. Penelitian Yang Relevan 1. Pengaruh Metode Membaca SQ3R Dan Pemanfaatan Jenis Sumber Belajar Terhadap Kreativitas Siswa : Penelitian Eksperimen di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Tanon Sragen oleh Sudarno NIM S 8101027. 2. Pengaruh Pembelajaran Partisipasif Dan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa SMU Negeri Kabupaten Wonogiri (Studi Eksperimen) oleh Sumarman NIM S 8101041. 43 3. Kontribusi dan perbedaan Pengaruh antara kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an , kemampuan Awal dan Sikap terhadap Bahasa Arab Dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Mahasiswa STAIN Surakarta oleh Imam Makruf NIM S 8102008. 4. Model Pembelajaran Pondok Pesantren Sebagai Upaya Pengembangan Nilai Religiusitas (Studi mata Ajar Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Imam Syuhodo 2005 / 2006) oleh Sedyoko NIM S8103014. C. Kerangka Berpikir KURIKULUM GURU Gagasan awal : • Kemampuan awal • Minat baca awal • Prestasi awal Rencana Wawancara Meningkatkan strategi belajar minat baca Al- PQ4R Observasi Qur’an Angket Proses Uji tes Meningkatkan Tindakan prestasi siswa 44 Langkah-langkah penelitian : 1. Kurikulum digunakan guru sebagai pedoman materi pelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran. 2. Guru menemukan gagasan awal yang berpedoman pada kemampuan awal, minat baca awal dan prestasi siswa. 3. Gagasan awal yang telah diketahui menjadi data yang digunakan dalam rencana strategi belajar dan proses penelitian tindakan kelas. 4. Selama siklus berlangsung peneliti melakukan observasi langsung pada sisiwa guna menentukan langkah perbaikan selanjutnya dalam rangka peningkatan minat baca Al-Qur’an dan Prestasi siswa. D. Hipotesis Tindakan Adapun Hipotesis Tindakan untuk acuan dalam penelitian ini adalah : 1. Penerapan strategi belajar PQ4R dapat meningkatkan minat baca Al-Qur’an siswa SMP Negeri 1 Bulu Kabupaten Sukoharjo. 2. Penerapan strategi belajar PQ4R dapat meningkatkan prestasi siswa di SMP Negeri 1 Bulu Kabupaten Sukoharjo. 45 PDF to Word