Senin, 06 Desember 2010

Parasit

Trichuris trichiura

Trichuris trichiura /
Trichocephalus dispar

(Cacing Cambuk)
Trichuris trichiura (cacing cambuk) adalah salah satu cacing penyebab penyakit cacingan pada manusia.Cacingan merupakan penyakit yang endemik dan kronik. Tidak mematikan, tetapi mengganggu kesehatan tubuh manusia dan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

MORFOLOGI
Ø Cacing jantan
Panjang 4 cm dengan ujung ekor melingkar dan terdapat spikulum.
Ø Cacing betina
Panjang 5 cm dengan ujung ekor membulat.

Ø Telur
Berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih.

DAUR HIDUP
Telur keluar bersama tinja lingkungan (tanah yang lembab/tempat yang teduh) —> telur matang (3-6 minggu) —> makanan/minuman terkontaminasi tertelan manusia —> usus halus —> larva —> cacing dewasa —> kolon/sekum
Hospes Definitif : manusia
Hospes Perantara : tanah
Nama Penyakit :
Trikhuriasis, trikhosefaliasis

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Cacing cambuk pada manusia terutama hidup di sekum dan dapat juga ditemukan di kolon asendes.
Seseorang akan terinfeksi trikuriasis apabila menelan telur cacing cambuk yang telah matang
Telur parasit ini ditemukan pada pemeriksaan tinja mikroskopis berbentuk seperti tong.
Gejala yang ditimbulkan penyakit trikuriasis adalah :
a.nyeri di ulu hati;
b.diare yang sering diselingi dengan sindrom disentri;
c.peradangan usus buntu (apendisitis);
d.rektum menonjol melewati anus (prolapsus rektum) akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi;
e.berat badan turun akibat kehilangan nafsu makan;
f.Anemia karena cacing cambuk menghisap darah hospesnya

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
PENCEGAHAN
1. Individu
a. Mencuci tangan sebelum & sesudah makan;
b.Mencuci sayuran yang dimakan mentah;
c.Memasak sayuran di air mendidih;
2. Lingkungan
a.Menggunakan jamban ketika buang air besar;
b.Tidak menyiram jalanan dengan air got;
c.Tidak jajan di sembarang tempat.
Dalam membeli makanan, kita harus memastikan bahwa penjual makanan memperhatikan aspek kebersihan dalam mengolah makanan

PENGOBATAN
1. Mebendazol
•Bentuk sediaan :
tablet, sirup 100 mg/ 5ml (botol 30 ml)
•Cara kerja obat :
memiliki khasiat sebagai obat kecacingan yang mempunyai jangkauan luas terhadap cacing-cacing parasit.
•Aturan pemakaian
100 mg, 2 kali sehari selama3 hari
•Efek yang tidak diinginkan : kadang-kadang terjadi nyeri perut, diare, sakit kepala, demam, gatal-gatal, ruam kulit
•Tidak boleh digunakan pada anak-anak balita dan wanita hamil.
2. Albendazol; dosis tunggal 400 mg
3. Oksantel pirantel pamoat; dosis tunggal 10-15 mg/kgBB

Echinococcus alveolaris

Echinococcus alveolaris
Kerajaan : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Cestoda
Order : Cyclophyllidea Family : Taeniidae Genus : Echinococcus
Spesies : E. alveolaris
Hospes dan Penyakit
•Hospes parasit ini adalah anjing dan karnivora lain.
•Parasit ini dapat menyebabkan hidatidosis.
Kista hidatid paru sangat berbahaya dan fatal terutama apabila kista ini pecah dapat menyebabkan shock yang berat


Morfologi
•Ukurannya 1,2-3,7 mm.
•Bentuknya sama dengan Echinococcus granulosus.
•Kista hidatid dapat menyebar ke alat dalam lainnya.


Daur Hidup
Cacing dewasa di usus anjing → Telur dikeluarkan bersama tinja → telur tertelan hospes perantara → telur menetas di rongga duodenum → embrio yang dikeluarkan menembus dinding usus → masuk ke saluran limfe → peredaran darah → alat-alat tubuh (terbentuk kista hidatid) → kista termakan anjing → cacing dewasa


Patologi dan gejala Klinis
•Kista hidatid tumbuh seperti tumor ganas.
•Skoleks tersebar ke seluruh tubuh.
•Gejala-gejala : hemoptisis ringan, batuk, dispnea, sakit dada yang tidak menetap, palpitasi, urtikaria.
•ditandai dengan invasi dan penghancuran jaringan karena kista melakukan pengelompokan kedalam membentuk kista kecil-kecil yang banyak jumlahnya yang membentuk sarang tawon pada organ yang terkena.
•Proses penularan ada 2 cara:
1. Kontak langsung feses hospes definitif yang terdapat larva Echinococcus.
2. Makan daging hospes perantara yang dimasak kurang matang.
Pencegahan
•Infeksi dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan tinja anjing, terutama pada anak-anak.
•Meningkatkan kesadaran higienis dan sanitasi air.
•Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan piaraan terutama anjing dan kucing.
•Cara terbaik untuk menghindari infeksi manusia adalah menghindari menelan makanan atau bahan lain yang terkontaminasi dengan kotoran anjing.
Pengobatan
•Dilakukan bioterapi untuk membunuh parasit dan membiarkan absorpsi yang perlahan-lahan.
•Dengan mebendazol selama jangka waktu panjang pada dosis rendah.

Echinococcus granulosus

Kerajaan : Animalia
Phylum :P latyhelminthes
Class : Cestoda
Order : Cyclophyllidea
Family : Taeniidae
Genus : Echinococcus
Species : E. granulosus


Hospes dan Nama Penyakit
•Hospes cacing ini adalah anjing dan karnivora lainnya.
•Parasit ini dapat menyebabkan hidatidosis.
•Kista hidatid paru sangat berbahaya dan fatal terutama apabila kista ini pecah dapat menyebabkan shock yang berat.
Morfologi
•Cacing dewasa adalah cacing kecil yang berukuran 3-6 mm.
•Skoleks bukat, dilengkapi 4 batil isap dan rostelum dengan kait-kait, mempunyai leher.
•Mempunyai 1 proglotid imatur, 1 proglotid matur, 1 proglotid gravid
Daur Hidup
Cacing dewasa di usus anjing → Telur dikeluarkan bersama tinja → telur tertelan hospes perantara → telur menetas di rongga duodenum → embrio yang dikeluarkan menembus dinding usus → masuk ke saluran limfe → peredaran darah → alat-alat tubuh (terbentuk kista hidatid) → kista termakan anjing → cacing dewasa


Patologi dan Gejala Klinis
•Ada beberapa hal gejala, yaitu:
1. Desakan kista hidatid
2. Cairan kista yang dapat menmbulkan reaksi alergi
3. Pecahnya kista, cairan kista masuk peredaran darah, dapat menimbulkan renjatan anaflaktik yang dapat menyebabkan kematian
•Gejala-gejala lain: hemoptisis ringan, batuk, dispnea, sakit dada yang tidak menetap, palpitasi, urtikaria.
•Infeksi ditandai dengan adanya pembentukan kista tunggal unilokular atau majemuk yang membesar.
Pencegahan
•Infeksi dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan tinja anjing, terutama pada anak-anak.
•Meningkatkan kesadaran higienis dan sanitasi air.
•Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan piaraan terutama anjing dan kucing.
•Cara terbaik untuk menghindari infeksi manusia adalah menghindari menelan makanan atau bahan lain yang terkontaminasi dengan kotoran anjing.
Pengobatan
•Dilakukan dengan pembedahan yang hanya berhasil pada penderita dengan kista unilokuler.
•Dengan mebendazol selama jangka waktu panjang pada dosis rendah.

Clonorchis sinensis (Opisthorchis sinensis)

Clonorchis sinensis
(Opisthorchis sinensis)

Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Opisthorchiida
Family : Opisthorchiidae
Genus : Clonorchis
Species : Clonorchis sinensis
žNama Penyakit : Klonorkiasis

žPenyebaran geografis :
Cina, Jepang, Korea, Vietnam
žPredileksi : – Saluran empedu,
- saluran pankreas (kadang2)
ž Morfologi
Telur : 1. Bentuk seperti botol ukuran 25–30µm
2. warna kuning kecoklatan
3. Kulit halus tetapi sangat tebal
4. Pd bagian ujung yg meluas terdapat tonjolan
5. Berisi embrio yg bersilia (miracidium)
6. Operculum mudah terlihat
7. infektif untuk siput air
Cacing Dewasa : 1. Ukuran 12 – 20 mm x 3 – 5 mm
2. Ventral sucker < oral sucker
3. Usus (sekum) panjang dan mencapai bag. Posterior tubuh
4. Testis terletak diposterior tubuh & keduanya mempunyai lobus
5. Ovarium kecil terletak ditengah (anterior dari testis)


ž Definitif Host
Manusia, anjing, kucing, babi
žHospes Perantara 1
Siput air
žHospes Perantara 2
Ikan

Daur Hidup

Patologi dan Gejala KlinisMenyebabkan

iritasi pd saluran empedu dan penebalan dinding saluran

Perubahan jaringan hati yg berupa radang sel hati
Gejala di bagi 3 stadium :
- stadium ringan tdk ada gejala
- stadium progresif ditandai dg menurunnya nafsu makan,
diare, edema, dan pembesaran hati
- stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal terdiri
dari pembesaran hati, edema, dan kadang2 menimbulkan
keganasan dlm hati, dapat menyebabkan kematian
Pencegahan :
1. Mencegah polusi air dari
tinja manusia dan
(anjing, kucing)
2. Memberantas siput air
3. Tidak makan ikan mentah, dimasak tidak sempurna, ikan asin, atau ikan asap yang merupakan tuan rumah perantara parasit

Strongyloides stercoralis

Strongyloides stercoralis

A.Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Secernentea
Ordo : Rhabditida
Family : Strongyloididae
Genus : Strongyloides
Species : S. stercoralis

B. Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes utama cacing ini. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit strongilodiasis. Terdapat 3 tipe:
Tipe ringan, tidak memberikan gejala.
Tipe sedang, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan.
Tipe berat, mengalami gangguan hampir di seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian.

C. Morfologi


Larva Rabditiform
Panjangnya ± 225 mikron, ruang mulut: terbuka, pendek dan lebar. Esophagus dengan 2 bulbus, ekor runcing.
Larva Filariform
Bentuk infektif, panjangnya ± 700 mikron, langsing, tanpa sarung, ruang mulut tertutup, esophagus menempati setengah panjang badan, bagian ekor berujung tumpul berlekuk.


Cacing dewasa betina yang hidup bebas panjangnya ± 1 mm, esophagus pendek dengan 2 bulbus, uterus berisi telur dengan ekor runcing.
Cacing dewasa jantan yang hidup bebas panjangnya ± 1 mm, esophagus pendek dengan 2 bulbus, ekor melingkar dengan spikulum

D. Daur Hidup
Cara berkembang biak secara partenogenesis
Mempunyai 3 macam siklus hidup:
1. Siklus langsung
2. Siklus tidak langsung
3. Autoinfeksi
1. Siklus langsung
2-3 hari di tanah → larva rabditiform → larva filariform → menembus kulit manusia → peredaran darah vena → jantung kanan → paru-paru → parasit mulai menjadi dewasa → menembus alveolus → masuk trakhea dan laring → terjadi refleks batuk & parasit tertelan → sampai di usus halus → dewasa.
2. Siklus tidak langsung
Larva rabditiform di tanah → cacing jantan & betina bentuk bebas → terjadi pembuahan → telur menetas menjadi larva rabditiform → larva filariform → masuk dalam hospes baru.
3. Autoinfeksi
Larva rabditiform → larva filariform di usus/ daerah perianal → menembus mukosa usus/ perianal → menyebabkan strongiloidiasis menahun.

E. Patologi dan Gejala Klinis
Bila larva filariform menembus kulit, timbul creeping eruption disertai rasa gatal yang hebat.
Cacing dewasa menyebabkan kelainan pada mukosa usus muda.
Infeksi ringan tidak menimbulkan gejala
Infeksi sedang menyebabkan rasa sakit seperti tertusuk-tusuk di daerah epigastrium tengah dan tidak menjalar, disertai mual, muntah, diare dan konstipasi.
Pada strongiloidiasis ada kemungkinan terjadi autoinfeksi dan hiperinfeksi.
Pada hiperinfeksi cacing ditemukan di seluruh traktus digestivus, larvanya ditemukan di berbagai alat dalam (paru, hati, kandung empedu). Dapat menimbulkan kematian.

F. Pencegahan
Sanitasi pembuangan tinja
Melindungi kulit dari tanah yang terkontaminasi, misal dengan memakai alas kaki
Penerangan kepada masyarakat mengenai cara penularan, dan cara pembuatan serta pemakaian jamban.
G. Pengobatan
Tiabendazol, dosis 25 mg per kg berat badan, 1 atau 2 kali sehari selama 2 atau 3 hari.
Albendazol 400 mg, 1 atau 2 kali sehari selama 3 hari. Merupakan obat pilihan.
Mebendazol 100 mg 3 kali sehari selama 2 atau 4 minggu.
Perhatian kepada pembersihan daerah sekitar anus, dan menghindari konstipasi.

Cacing tambang

Cacing tambang : cacing parasit (nematoda) yang hidup pada usus kecil inangnya, yang dapat berupa mamalia seperti kucing, anjing ataupun manusia.
Ada beberapa spesies cacing tambang:
1. Necator americanus pada manusia
2. Ancylostoma duodenale pada manusia
3. Ancylostoma braziliense pada kucing, anjing
4. Ancylostoma ceylanicum pada anjing, kucing
5. Ancylostoma caninum pada anjing, kucing
MORFOLOGI
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.

Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Nama Penyakit : Nekatoriasis dan ankilostomiasis
Hospes : Manusia
Siklus hidup :
Telur —> larva rhabditiform—->Larva filariform —-> melalui telapak kaki —> peredaran darah—–>jantung—–>paru-paru—->faring —–>tenggorokan—->usus (larva)—>usus (cacing dewasa)


Patologi dan Gejala Klinis
•Cara penularan penyakit cacing tambang adalah melalui larva cacing yang terdapat di tanah yang menembus kulit (biasanya diantara jari-jari kaki), cacing ini akan berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk saluran cerna.
Gejala Penyakit cacing tambang (ankilostomiasis dan nekatoriasis)
•Gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare
dan nyeri di ulu hati.
•Pusing, nyeri kepala.
•Lemas dan lelah, anemia
•Gatal didaerah masuknya cacing.
•Kadang-kadang tanpa ada gejala
•Keluhan tidak spesifik, kelelahan dan berat badan
menurun
•Jarang terjadi: sakit perut, kembung dan sumbatan
usus

Pencegahan dan Pengobatan:
•Hati-hati bila maka makanan mentah atau setengah matang
terutama pada tempat-tempat dimana sanitasi masih kurang
•Masak bahan makanan sampai matang
•Selalu mencuci tangan setelah dari kamar mandi/WC atau
sebelum memegang makanan
•Infeksi cacing tambang bisa dihindari dengan selalu
mengenakan alas kaki.

•Gunakan desinfektan setiap hari di tempat mandi dan tempat buang air besar.
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum dan Ancylostoma ceylanicum
Nama Penyakit : Ancylostomiasis
Hospes definitif : kucing dan anjing
Ancylostoma caninum dan Ancylostoma braziliense yang umumnya terdapat pada usus halus anjing, rubah, srigala, anjing hutan dan karnivora liar lainnya diseluruh dunia.. Ancylostoma ceylanicum terdapat pada usus halus anjing, kucing, dan karnivora lain bahkan pada manusia.

Patologi dan Gejala Klinis
•Cacing dewasa melekat pada mukosa usus dan dengan giginya memakan cairan jaringan, biasanya darah. Cacing ini akan menghasilkan antikoagulan, sehingga luka tetap berdarah beberapa saat setelah cacing berpindah tempat.
•Hewan muda akan kehilangan darah dalam jumlah besar, atau mengalami anemia karena defisiensi Fe. Hewan akan diare, feses bercampur darah, kadang disertai muntah. Gejala klinis yang lain antara lain anemia, oedema, lemah, kurus, pertumbuhan terhambat, bulu kering dan kusam.
• Pada manusia, larva tidak menjadi dewasa dan menyebabkan kelainan kulit yang disebut creeping eruption.
Pengobatan Creeping eruption:

• semprotan kloretil
• albendazole, dosis tunggal 400 mg selama 3 hari berturut-turut cukup efektif. Pada anak dibawah umur 2 thn albendazole diberikan dalam bentuk salep 2 %.

Pencegahan dan Pengobatan

•Pengobatan pada kucing perlu mempertimbangkan jenis obat cacing yang digunakan dan umur atau berat minimum si kucing. Beberapa obat seperti diklorofen atau toluen hanya boleh diberikan pada kucing setidaknya dengan berat badan 1kg dan ivermektin setidaknya pada umur kucing 6 minggu diberikan selama 3 hari. Pyrantel pamoat dapat diberikan setelah umur 2 minggu sekali saja. adapula obat yang tidak boleh diberikan pada kucing, seperti golongan Milbemycin.

Paragonimus westermani

Paragonimus westermani
•HOSPES
Hospes definitif : Manusia, kucing, anjing
Hospes perantara I : Keong air / siput (Melania/Semisulcospira spp)
Hospes perantara II : Ketam / kepiting
•PENYAKIT:Paragonimiasis
MORFOLOGI
Telur:
Ukuran : 80 –120 x 50 – 60 mikron
Bentuk oval cenderung asimetris.
Terdapat operkulum pada kutub yang mengecil.
Ukuran operkulum relatif besar, sehingga kadang tampak telurnya seperti terpotong.
Berisi embrio
Cacing dewasa:
Bersifat hermaprodit.
Sistem reproduksinya ovivar.
Bentuknya menyerupai daunberukuran 7 – 12 x 4 – 6 mm dengan ketebalan tubuhnya antara 3 – 5 mm.Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.Uterus pendek berkelok-kelok.Testis bercabang, berjumlah 2 buah.Ovarium berlobus terletak di atas testis.Kelenjar vitelaria terletak di 1/3 tengah badan


Siklus Hidup
Telur dikeluarkan bersama feses Telur yang masuk dalam air akan menetas mirasidium akan keluar dan mencari hospes perantara pertama yaitu keong air (siput Bulinus / Semisulcospira). Dalam tubuh keong mirasidium berkembang menjadi sporokista dan kemudian menjadi redia. Redia akan menghasilkan serkaria. Serkaria akan akan keluar dari tubuh siput dan mencari hospes perantara ke-2, yiatu ketam/kepiting Setelah masuk ke tubuh kepiting, serkaria akan melepaskan ekornya dan membentuk kista (metaserkaria.) didalam kulit di bawah sisik. Metaserkaria akan masuk ke tubuh manusia yang mengkonsumsi kepiting yang mengandung metaserkaria yang dimasak kurang matang. Metaserkaria akan mengalami proses ekskistasi di duodenum dan keluarlah larva. Larva menembus dinding usus halus rongga perut diafragma menuju paru -paru
Patologi dan Gejala Klinis
Gejala pertama di mulai dengan adanya batuk kering yang lama kelamaan menjadi batuk darah cacing dewasa dapat pula bermigrasi ke alat –alat lain dan menimbulkan abses pada alat tersebut misalnya pada hati dan empedu .Saat larva masuk dalam saluran empedu dan menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu, penebalan dinding saluran, peradangan sel hati dan dalam stadium lanjut akan menyebabkan sirosis hati yang disertai oedema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan tergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi.
Gejala yang muncul dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Stadium ringan : tidak ditemukan gejala.
2.Stadium progresif : terjadi penurunan nafsu makan, perut terasa penuh, diare.
3. Stadium lanjut : didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus, oedema dan sirosis hepatis

DIAGNOSA
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam sputum atau cairan pleura. Kadang-kadang telur juga di temukan dalam tinja

PENCEGAHAN
Tidak memakan ikan/kepiting mentah. Apabila menkonsumsi harus sudah dimasak secara sempurna sehingga bisa dihindari terinfeksi oleh metaserkaria dalam ikan/kepiting tersebut


Schyzophyta (Tumbuhan Belah)

Merupakan kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah dari segi evolusi merupakan kelompok yang paling tua dan primitif.

Dibagi Menjadi 2 Kelas, yaitu

1. Bakteri (Bacteria atau Schizomycetes)

2. Ganggang biru (Cyanophyceae) (Tjitrosoepomo, 1986)

A. Bakteri

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).

Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan

Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

Struktur dasar sel bakteri

struktur-bakteri1struktur-bakteri1

Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).

2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.

3. Sitoplasma adalah cairan sel.

4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.

5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.

granulagranula

Struktur tambahan bakteri :

1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.

2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.

3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.

4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.

5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.

6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

Bentuk Bakteri

Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.

Berbagai macam bentuk bakteri :

1. Bakteri Kokus :

kokuskokus

a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur

2. Bakteri Basil :

basilbasil

a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal

b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan

c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai

3. Bakteri Spirilia :

spiriliaspirilia

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang

b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup

c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma

Alat Gerak Bakteri

Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu

1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :

1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia

Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.

Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.

Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.

Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.

transformasitransformasi

2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).

transduksitransduksi

3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.

konjugasikonjugasi

Peranan Bakteri

Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.

Bakteri yang merugikan sebagai berikut :

1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan) (Emilia, 2008)

B. Ganggang Biru (Cyanophyceae)

Di era modern seperti saat ini, para ilmuwan mulai meneliti berbagai jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan manusia baik sebagai makanan biasa atau sebagai alternatif obat untuk berbagai penyakit. Salah satu yang mulai dikembangkan saat ini oleh para ahli di Jepang adalah ganggang.

Ganggang ini tidak saja terasa enak, berserat tinggi, dan bergizi. Namun juga mampu untuk membantu metabolisme tubuh dalam pembentukan sistem imune, mengatasi gejala anemia, dan berbagai manfaat lainnya. Ganggang ini adalah Spirulina. Spirulina termasuk dalam filum Cyanophyta. Cyanophyta merupakan suatu divisi (filum) bakteri yang mendapatkan energi melalui fotosintesis. Cyanophyta termasuk dalam regnum (kerajaan) monera. Ganggang hijau- biru merupakan salah satu contoh dari kelas Cyanophyceae (Rahadian, Tanpa Tahun)

Daftar Pustaka

Emilia. 2008. Bakteri – Ciri ciri, Struktur, Perkembangbiakan, Bentuk dan Manfaatnya. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/(online). Diakses 1 Agustus 2010.

Rahadian, Putri. _____. CYANOPHYCEAE. http://poexpoe.wordpress.com/biologi/cyanophyceae/#comment-99 (online). Diakses 1 Agustus 2010

Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi khusus). Bhratara. Jakarta


Tidak ada komentar: